iklan
Sifat dan Jenis Audit serta Bukti Sifat dan Jenis Bukti Audit- Laporan keuangan organisasi merupakan salah satu sarana untuk memenuhi akuntabilitas yang dituntut oleh para stakeholders (pemerintah, kreditor, pemberi dana/penyumbang, penerima jasa, pengurus, karyawan, anggota). Panduan ini menjelaskan tentang apa itu audit, tujuan dari audit, jenis-jenis audit dan materi lainnya untuk pengenalan awal mengenai proses audit keuangan.
Sifat dan Jenis Audit serta Bukti Sifat dan Jenis Bukti Audit |
1.
Hakekat
bukti audit
Bukti adalah setiap informasi yang digunakan
auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
Bukti memiliki banyak bentuk yang berbeda,
termasuk :
a. Kesaksian
lisan pihak yang diaudit (klien)
b. Komunikasi
tertulis dengan pihak luar
c. Observasi
oleh auditor
d. Data
elektronik dan data lain tentang transaksi
Untuk memenuhi tujuan audit, auditor harus
memperoleh bukti dengan kualitas dan jumlah yang mencukupi. Auditor harus
menentukan jenis dan jumlah bukti yang diperlukan serta mengevaluasi apa
informasi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2.
Keputusan
bahan bukti audit
Keputusan
utama yang harus dihadapi oleh setiap auditor adalah untuk menentukan ketepatan
jenis dan jumlah bahan bukti yang dikumpulkan untuk memenuhi ketentuan bahwa
komponen laporan keuangan klien dan laporan keuanga secara kesekuruhan telah
disajikan secara wajar, dan bahwa klien menjalankan pengendalian internal yang
efektif terhadap laporan keuangan.
Terdapat
4 jenis keputusan mengenai bahan bukti :
a.
Prosedur
pengauditan yang sama yang akan digunakan
prosedur
audit adalah instruksi terperinci yang menjelaskan bahan bukti audit yang harus
diperoleh selama melaksanakan pengauditan.
b.
Berapa
ukuran sampel yang dipilih untuk prosedur tertentu
auditor
dapat membedakan ukuran sampel dari satu keseluruh unsur dalam populasi yang
diuji.
c.
Unsur-unsur
mana yang akan dipilih dari populasi
setelah
menentukan ukuran sampel, auditor harus memilih unsur yang mana dalam populasi
yang akan diuji.
d.
Kapan
menjalankan prosedur tersebut
audit
atas laporan keuangan biasanya mencakup satu periode.
3.
Keandalan
bahan bukti yang menyimpulkan
Dua
penentu keandalan bahan bukti adalah ketepatan dan kecukupan, yang diambil
langsung dari standar ke tiga pekerjaan lapangan.
1)
Ketepatan
merupakan
pengukuran terhadap kualitas bahan bukti, yang berarti bahan bukti tersebut
relevan dan andal dalam memenuhi tujuan audit untuk kelompok-kelompok
transaksi, saldo-saldo akun dan pengungkapan yang terkait.
a. Relevansi
bukti
Bahan bukti harus terkait dengan atau relevan
terhadap tujuan audit yang telah diuji sebelumnya oleh auditor sebelum bahan
bukti tersebut dapat dikatakan tepat. Relevansi hanya terkait dengan tujuan
audit khusus.
b. Keandalan
bukti
Dimana bahan bukti dapat dipercaya atau layak
dipercaya. Keandalan, demikian pula dengan ketepatan, bergantung pada 6
karakteristik :
a. Independensi
pemberi informasi
b. Efektivitas
pengendalian internal klien
c. Pengetahuan
langsung auditor
d. Kualifikasi
individu yang memberikan informasi
e. Tingkat
objektivitas
f. Ketepatan
waktu
2)
Kecukupan
kuantitas
bahan bukti yang didapatkan mencerminkan kecukupan. Kecukupan bahan bukti
diukur berdasarkan ukuran sampel yang dipilih oleh auditor.
Dampak gabungan
keandalan bahan bukti hanya dapat dievaluasi
setelah mempertimbangkan gabungan dari ketepatan dan kecukupan, termasuk
pengaruh atas faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan dan kecukupan.
Keandalan dan biaya :
keandalan dan biaya atas semua alternatif harus dipertimbangkan sebelum memilih
jenis yang terbaik atau jenis bahan bukti.
4.
Tujuan
dokumentasi audit
Tujuan
akhir dokumentasi audit adalah untuk membantu auditor dalam memberikan opini
yang beralasan bahwa pengauditan telah dilakukan dengan memadai sesuai dengan
standar audit.
Dokumentasi
audit, yang terkait dengan audit periode berjalan adalah :
1. Sebuah
dasar perencanaan audit
2. Sebuah
catatan bukti yang dikumpulkan dan hasil pengujian yang dilakukan
3. Data
untuk menentukan jenis laporan audit yang tepat
4. Sebuah
dasar untuk menelaah oleh supervisor dan partner
5.
Jenis-jenis
bahan bukti audit
Setiap
prosedur audit membutuhkan satu atau lebih jenis bukti, berikut jenis bukti
audit :
1.
Pemeriksaan
fisik
pemeriksaan
atau penghitungan yang dilakukan oleh auditor atas aset berwujud, jenis bukti
ini sering kali dikaitkan dengan persediaan dan kas.
2.
Konfirmasi jawaban
3.
lisan/ tertulis yang
diterima dari pihak ketiga yang independen untuk melakukan verifikasi atas
keakuratan informasi yang diminta auditor.
4.
Dokumentasi
pemeriksaan
auditor atas dokumen dan catatan klien untuk membuktikan informasi yang
harus/sebaiknya dimasukkan dalam laporan keuangan.
5.
Prosedur
analitis
menggunakan
perbandingan dan keterkaitan untuk menilai apakah saldo-saldo akun data lain
yang muncul telah disajikan secara wajar dibandinngnkan dengan perkiraan
auditor.
6.
Tanya
jawab dengan klien
diperolehnya
jawaban tertulis atau informasi dari klien sebagai jawaban atas pertanyaan yang
diberikan auditor.
7.
Penghitungan ulang
mencakup
pengecekan ulang atas contoh-contoh perhitungan yang dilakukan oleh klien.
Terdiri dari pengujian atas keakuratan matematis dan mencakup
prosedur-prosedur.
8.
Pengerjaan
ulang
pengujian
yang dilakukan oleh seorang auditor independen terhadap prosedur pembukuan atau
pengendalian yang awalnya dilakukan sebagai bagian dari pembukuan entitas dan
sistem pengendalian internal.
9.
Pengamatan
penggunaan
panca indra untuk menilai aktifitas-aktifitas klien.
6.
Hakekat
kertas kerja
Definisi kertas kerja (SA Seksi 339 paragraf
03) adalah catatan-catatan yang diselenggarakan
oleh auditor mengenai prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang
dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan kesimpulan yang dibuat
sehubungan dengan auditnya.
Audit
laporan keuangan harus didasarkn pada standar auditing yang ditetapkan IAI.
Standar pekerjaan lapangan mengharuskan auditor melakukan perencanaan dan
survei terhadap audit yang dilaksanakan,
memperoleh pemahaman atas pengendalian intern, dan mengumpulkan bukti kompeten
yang cukup melalui berbagai proses audit.
Kertas
kerja merupakan sarana yang digunakan oleh auditor untuk membuktikan standar
pekerjaan lapangan telah dipatuhi. Isi kertas kerja menurut SA Seksi 339
paragraf 05 adalah kertas kerja yang memperlihatkan kecocokan antara catatan
akuntansi, laporan keuangan, informasi lain, dan standar auditing yang
diterapkan dan dilaksanakan oleh auditor.
Kertas
kerja berisi dokumentasi yang memperlihatkan :
1. Telah
dilaksanakan standar kerja lapangan pertama, yaitu pemeriksaan telah
direncanakan dan disupervisi dengan baik.
2. Telah
dilaksanakan standar pekerjaan lapangan kedua, yaitu pemahaman memadai atas
pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan
sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.
3. Telah
dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan ketiga, yaitu bukti audit telah
diperoleh, prosedur audit telah ditetapkan, dan pengujian telah dilaksanakan,
yang memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
7.
Konsep
pengorganisasian kertas kerja
Terdapat tiga metode
pemberian indeks terhadap kertas kerja, yaitu :
1. Indeks
angka : kertas kerja utama dan skedul utama diberi indeks dengan angka
sedangkan skedul pendukung diberi sub
indeks dengan mencantumkan nomor kode skedut utama yang diberikan. Contoh :
6-1, 6-2, dan seterusnya.
2. Indeks
kombinasi angka dan huruf : kertas kerja utama dan skedul utama diberi huruf,
angka. Sedangkan skedul pendukung diberi kombinasi angka dan huruf. Contoh:
A-1.
3. Indeks
angka berurutan : kertas kerja diberi kode angka yang berurutan.
Susunan kertas kerja disusun secara
sistematik dan dalam urutan logis untuk memudahkan review atas kertas kerja
yang dihasilkan oleh asisten atau staf auditor.
Urutannya adalah sebagai berikut :
a. Draf
laporan audit (audit report)
b. Laporan
keuangan auditan
c. Ringkasan
informasi bagi reviewer
d. Program
audit
e. Laporan
keuangan/lembar kerja (work sheet) yang dibuat klien
f. Ringkasan
jurnal adjustment
g. Working
trial balace
h. Skedul
utama
i. Skedul
pendukung
Demikian yang dapat
kami sampaikan aemoga bermanfaat. Amina…..