Materi akuntansi manajemen, akuntansi biaya, akuntansi keuangan, akuntansi pajak, akuntansi pemerintahan, perbankkan dan Analisis ekonomi

Saturday, February 4, 2017

Pengertian, Tujuan, Penggolongan dan Sistem Akuntansi Biaya

iklan

Pengertian, Tujuan, Penggolongan dan Sistem Akuntansi Biaya- Fungsi manajemen perusahaan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.Dalam menjalankan fungsinya untuk mengelola perusahaan, manajemen memerlukan data biaya yang disajikan secara sistematis.Untuk itu suatu perusahaan menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh informasi financial (keuangan) bagi kepentingan manajemen.
Pengertian, Tujuan, Penggolongan dan Sistem Akuntansi Biaya
Pengertian, Tujuan, Penggolongan dan Sistem Akuntansi Biaya

1.    Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 
Pengertian akuntansi yang sering dipakai berasal dari American Institute
of Certified Public Accountants (AICPA) yaitu :  Accounting is a service activity. Its function is to provide quantitative information, primarily financial in nature, about economic entities that is intended to be useful in making economic decisions – in making reasoned choises among alternative courses of action.(Smith, Skousen, K.Fred, 1995:3)  .

Sedang menurut Soemarso, akuntansi didefinisikan sebagai berikut: “…proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.(S.R,Soemarso,1992:4) 

Salah satu jenis akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat bantumanajemen baik pada perusahaan manufaktur maupun non manufaktur adalah akuntansi biaya.

Ada beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli mengenai pengertian akuntansi biaya, yaitu  Menurut R.A. Supriyono, pengertian akuntansi biaya adalah Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya.” (Supriyono, 1992: 12)

Sedangkan pengertian lainnya adalah: “Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya.(Mulyadi, 1990: 6) 

Dari pengertian akuntansi biaya, terlihat pentingnya peranan akuntansi biaya, terutama dalam pengumpulan data biaya produksi dan non produksi yang telah terjadi selama satu periode, untuk kemudian dapat digunakan oleh pihak manajemen dalam menentukan berbagai kebijakan dalam mengelola perusahaan.

Tujuan Akuntansi Biaya, adalah menyediakan informasi dalam bentuk laporan biaya secara sistematis yang diperlukan manajemen, yaitu informasi biaya yang bermanfaat untuk:
1.    Penentuan harga pokok produk dengan tepat dan teliti
Dalam menentukan harga pokok,akuntansi biaya mencatat, menggolongkan, meringkas serta melaporkan biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa.Biaya yang disajikan tersebut adalah biaya-biaya yang terjadi di masa lalu atau biaya historis.

2.    Perencanaan dan pengendalian biaya
Sebagai alat perencanaan, akuntansi biaya membantu manajemen dimana sebelum memulai produksi, manajemen terlebih dahulu membayangkan kegiatan-kegiatan yang hendak dijalankan kemudian dibuat taksiran-taksiran mengenai biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu unit produk.

Selain itu akuntansi biaya juga bertugas untuk memantau apakah pengeluaran biaya yang sesungguhnya sesuai dengan biaya yang seharusnya tersebut. Apabila terjadi penyimpangan, maka akuntansi biaya akan melakukan analisis dan menyajikan informasi penyebab terjadinya selisih tersebut, sehingga manajemen dapat mempertimbangkan tindakan koreksi yang diperlukan.

3.    Pengambilan keputusan khusus
Pengambilan keputusan khusus yang dilakukan manajer suatu perusahaan menyangkut masa depan perusahaan tersebut. Akuntansi biaya membantu menyediakan informasi khususnya biaya masa yang akan datang yang relevan dengan pengambilan keputusan khusus. Informasi biaya ini tidak dicatat dalam catatan akuntansi biaya, melainkan hasil dari suatu proses peramalan. 

2.    Penggolongan Biaya
Dalam arti luas Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dalam arti sempit Biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.Untuk membedakan pengertian biaya dalam arti luas, pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva ini disebut dengan istilah harga pokok.

Penggolongan biaya diperlukan untuk mengelompokkan secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada supaya lebih ringkas dan dapat memberikan informasi yang lebih berarti. Dalam akuntansi biaya, untuk tujuan yang berbeda diperlukan cara penggolongan biaya yang berbeda pula.  

Adapun penggolongan biaya dapat dilakukan sebagai berikut:

1.    Sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan perusaha

Biaya-biaya yang muncul diklasifikasikan menurut fungsi pokok dari
kegiatan perusahaan, yang terdiri dari:
a. Biaya Produksi (Manufacturing Costs)
Yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi atau produk selesai. Yang termasuk dalam biaya ini adalah:
a.    Biaya bahan baku langsung (direct material) adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai di dalam pengolahan produk.
b.    Biaya tenaga kerja langsung (direct labor) merupakan semua balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik yang dapat ditelusuri atau dibebankan ke produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.
c.    Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) adalah biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, yang elemennya dapat digolongkan ke dalam:
1) Biaya bahan penolong
2) Biaya tenaga kerja tidak langsung
3) Penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik
4) Reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik
5) Biaya listrik, air pabrik
6) Biaya asuransi pabrik
7) Biaya overhead lain-lain

Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut pula dengan istilah biaya utama (prime cost), sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik sering pula disebut dengan istilah biaya konversi (conversion cost). 

b. Biaya Pemasaran (Marketing Expenses)
Adalah biaya dalam hal penjualan produk atau barang jadi sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas.Menurut fungsi pemasaran, biaya ini meliputi biaya untuk menimbulkan pesanan seperti biaya promosi dan biaya untuk melayani pesanan seperti biaya pengepakan dan pengiriman.

c. Biaya Administrasi dan Umum (Administration and General Expense)
Yaitu biaya yang terjadi dalam jangka penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan.Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian Keuangan, Akuntansi, Personalia, biaya pemeriksaan akuntan, jasa hukum dan biaya fotocopy.

d. Biaya Keuangan (Financial Expenses)
Adalah semua biaya yang terjadi dalam menjalankan fungsi keuangan,
seperti biaya bunga. 


2.    Sesuai dengan tendensi perubahannya terhadap aktivitas atau kegiatan atau volume.

Biaya sesuai dengan tendensi perubahannya terhadap aktivitas atau kegiatan atau volume terutama untuk tujuan perencanaan dan pengendalian biaya serta pengambilan keputusan diklasifikasikan sebagai berikut:


a. Biaya Tetap (Fixed Costs)
Karakteristik biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap  konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan sampai dengan tingkat tertentu. Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya adalah biaya gaji direktur produksi.

b. Biaya Variabel (Variable Costs)
Karakteristik biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan tetapi biaya satuannya konstan. Yang termasuk biaya variabel adalah biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung.

c. Biaya Semivariabel (Semivariable Costs)
Biaya semivariabel memiliki karakteristik sebagai biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan volume kegiatan, akan tetapi biaya satuannya berbanding terbalik dengan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel.

 3.    Sesuai dengan objek atau pusat biaya yang dibiayai

Objek atau pusat biaya dalam perusahaan dapat dihubungkan dengan produk yang dihasilkan, departemen, daerah pemasaran, bagian-bagian dalam organisasi yang lain, ataupun individu. Dalam hal ini biaya sesuai dengan objek atau pusat biaya yang dibiayai dibagi menjadi: 

a. Biaya Langsung (Direct Costs)
Biaya langsung adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada objek atau pusat biaya tertentu, misalnya gaji dari manajer di suatu departemen dalam perusahaan.

b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Departemental Costs)
Adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan pada objek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya. Contohnya: biaya sewa dari suatu kantor yang digunakan bersama oleh beberapa departemen sekaligus. 


4.    Sesuai dengan periode akuntansi dimana biaya akan dibebankan

Hal yang perlu dibahas dalam penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi adalah pengeluaran yang berhubungan dengan kapan pengeluaran tersebut akan menjadi biaya. Maka biaya dibagi menjadi:  

a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditures)
Adalah pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi yang akan datang atau pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada beberapa periode akuntansi. Pengeluaran ini dikapitalisasi ke dalam harga perolehan aktiva, dan diperlakukan sebagai biaya pada periode akuntansi yang menikmati manfaatnya.

b. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditures)
Pengeluaran pendapatan merupakan pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran terjadi. Pengeluaran ini umumnya langsung diperlakukan sebagai pada periode yang bersangkutan.


5.    Penggolongan biaya untuk tujuan pengendalian biaya

a. Biaya Terkendali (Controllable Costs)
Yaitu biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu.

b. Biaya Tidak Terkendali (Uncontrollable Costs)
Yaitu biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan berdasar wewenang yang dimilikinya dalam jangka waktu tertentu.


6.    Penggolongan dihubungkan dengan pengambilan keputusan

a. Biaya Relevan (Relevant Costs)
Adalah semua biaya yang diperhitungkan dalam pengambilan keputusan yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan tersebut. Pada umumnya penggunaan biaya relevan dalam proses pengambilan keputusan berhubungan dengan tingkat profitabilitas dan masa depan perusahaan.

b. Biaya Tidak Relevan (Irrelevant Costs)
Adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan, sehingga tidak perlu diperhitungkan dan dianalisa lebih lanjut dalam proses pengambilan keputusan. 

3.    Metode Pengumpulan Harga Pokok Produk
Pengumpulan biaya produksi sangat oleh cara produksi. Secara garis besar, cara memproduksi produk dapat dibagi menjadi dua metode yaitu (Supriyono, 1992: 36-37):

1) Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing)
Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap jenis pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan identitasnya.Metode ini cocok digunakan untuk perusahaan yang berproduksi atas dasar pesanan atau produk yang dihasilkan dalam suatu departemen bersifat heterogen.

2) Metode Harga Pokok Proses (Process Costing)
Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulan, triwulan, semester, tahun. Metode ini cocok digunakan untuk perusahaan yang menghasilkan produk homogen, bentuk produk standar, dan tidak tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli.

4.    Sistem Akuntansi Biaya
Secara garis besar sistem akuntansi biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu sebagai berikut:
1.  Actual Costing
Yaitu sistem akuntansi biaya yang membebanan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik pada produk berdasar biaya sesungguhnya.

2. Normal Costing
Yaitu sistem akuntansi biaya yang membebanan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung pada produk berdasar biaya sesungguhnya, sedangkan biaya overhead pabrik berdasar tarif yang ditentukan di muka.

3. Standard Costing
Yaitu sistem akuntansi biaya yang membebanan biaya bahan baku, biaya  tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik pada produk berdasar biaya seharusnya.  

Demikian yang kami samapaikan semoga bermanfaat. Amin…..

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Pengertian, Tujuan, Penggolongan dan Sistem Akuntansi Biaya

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

Loading...
Loading...