iklan
Produk-Produk Di Pasar Modal- Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek. Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi para investor selain alternatif investasi lainnya, seperti: menabung di
bank, membeli emas, asuransi, tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar Modal
bertindak sebagai penghubung. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara
para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya. Berlangsungnya fungsi pasar modal (Bruce Lliyd, 1976), adalah meningkatkan dan menghubungkan aliran dana
jangka panjang dengan "kriteria pasarnya" secara efisien yang akan
menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan.
Reksa dana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya
menitipkan uang kepada pengelola reksa dana (manajer investasi) untuk digunakan
sebagai modal berinvestasi. Melalui dana reksa ini nasihat investasi yang baik
“jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang” bisa dilaksanakan. Pada
prinsipnya investasi pada reksa dana adalah melakukan investasi yang menyebar
pada sejumlah alat investasi yang
diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang.
Adapun sasaran reksa dana diantaranya adalah
pendapatan, pertumbuhan, dan keseimbangan. Keputusan untuk memilih saham yang
memberikan dividen/bunga ada ditangan manajer investasi. Manajer investasi
mempunyai hak untuk mendistribusikan atau tidak dividen/bunga yang diperolehnya
kepada pemodal. Jika prospektusnya menerangkan bahwa dividen/bunga akan
didistribusikan maka dalam waktu tertentu pemodal akan mendapatkan
dividen/bunga.
Capital gain
akan diberikan oleh reksa dana yang memiliki sasaran pertumbuhan. Pendapatan
ini berasal dari kenaikan harga saham atau diskon obligasi yang menjadi
portofolio reksa dana. Manajer investasi harus berhasil membeli saham pada saat
harga rendah dan menjualnya pada saat harga tinggi. Selanjutnya manajer
investasi akan mendistribusikan pada pemodal.
Meski demikian, pendapatan dari capital gain tergantung kebijakan
manajer investasi. Bila manajer investasi dalam prospektusnya menerangkan akan
mendistribusikan capital gain, maka
dalam waktu tertentu pemegang reksa dana akan mendapatkan distribusi capital gain. Ada juga reksa dana yang
tidak mendistribusikan capital gain ini, tapi menambahkannya pada nilai aktiva
bersih. Nilai aktiva bersih adalah perbandingan antara total nilai investasi
yang dilakukan manajer investasi dengan total volume reksa dana yang
diterbitkan.
Kemungkinan untuk mendapatkan kenaikan aktiva
bersih ini sangat tergantung pada jenis reksa dana yang dibeli. Reksa dana
terbuka akan dibeli kembali dengan harga nilai aktiva bersih baru. Reksa dana
tertutup tidak akan dibeli kembali oleh penerbitnya. Setelah terjadi transaksi
di pasar perdana, selanjutnya reksa dana akan diperjualbelikan di pasar
sekunder. Harga yang terbentuk merupakan pertemuan dari permintaan dan
penawaran. Harga inilah yang merupakan nilai aktiva bersih yang baru.
Secara sederhana saham dapat didefinisikan
sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.
Membeli saham tidak ubahnya dengan menabung. Imbalan yang akan diperoleh dengan
kepemilikan sahma adalah kemampuannya memberikan keuntungan yang tidak
terhingga.
Tidak terhingga ini bukan berarti keuntungan
investasi saham biasa sangat besar, tetapi tergantung pada perkembangan
perusahaan penerbitnya. Bila perusahaan penerbit mampu menghasilkan laba yang
besar maka ada kemungkinan para pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan
yang besar pula. Karena laba yang besar tersebut menyediakan dana yang besar
untuk didistribusikan kepada pemegang saham sebagi dividen.
Capital gain akan
diperoleh bila ada kelebihan harga jual diatas harga beli. Ada kaidah-kaidah
yang harus dijalankan untuk mendapat capital
gain. Salah satunya adalah membeli saat harga turun dan menjual saat harga
naik.
Saham memberikan kemungkinan penghasilan yang
tidak terhingga. Sejalan dengan itu, risiko yang ditanggung pemilik saham juga
relatif paling tinggi. Investasi memiliki risiko yang paling tinggi karena
pemodal memiliki hak klaim yang terakhir, bila perusahaan penerbit saham
bangkrut. Secara normal, artinya diluar kebangkrutan, risiko potensial yang
akan dihadapi pemodal hanya dua, yaitu tidak menerima pembayaran dividen dan
menderita capital loss.
Saham preferen adalah gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham biasa.
Artinya disamping memiliki karakteristik seperti obligasi juga memiliki
karakteristik saham biasa. Karakteristik obligasi misalnya saham preferen
memberikan hasil yang tetap seperti bunga obligasi. Biasanya saham preferen
memberikan pilihan tertentu atas hak pembagian dividen.
Ada pembeli saham preferen yang menghendaki
penerimaan dividen yang besarnya tetap setiap tahun, ada pula yang menghendaki
didahulukan dalam pembagian dividen, dan lain sebagainya.
Pilihan untuk berinvestasi pada saham preferen
didorong oleh keistimewaan alat investasi ini, yaitu memberikan penghasilan
yang lebih pasti. Bahkan ada kemungkinan keuntungan tersebut lebih besar dari
suku bunga deposito apabila perusahaan penerbit mampu menghasilkan laba yang
besar, dan pemegang saham preferen memiliki keistimewaan mendapatkan dividen
yang dapat disesuaikan dengan suku bunga.
4. Obligasi
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat
yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman. Surat
obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut
memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan obligasi. Pada dasarnya
memiliki obligasi sama persis dengan memiliki deposito berjangka.
Hanya saja obligasi dapat diperdagangkan.
Obligasi memberikan penghasilan yang tetap, yaitu berupa bunga yang dibayarkan
dengan jumlah yang tetap pada waktu yang telah ditetapkan. Obligasi juga
memberikan kemungkinan untuk mendapatkan capital
gain, yaitu selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian.
Kesulitan untuk menentukan penghasilan
obligasi disebabkan oleh sulitnya memperkirakan perkembangan suku bunga.
Padahal harga obligasi sangat tergantung dari perkembangan suku bunga. Bila
suku bunga bank menunjukkan kecenderungan meningkat, pemegang obligasi akan
menderita kerugian.
Disamping menghadapi risiko perkembangan suku
bunga yang sulit dipantau, pemegang obligasi juga menghadapi risiko kapabilitas
(capability risk), yaitu pelunasan
sebelum jatuh tempo.
Sebelum obligasi ditawarkan di pasar, terlebih
dahulu dibuat peringkat (rating) oleh
badan yang berwenang. Rating tersebut
disebut sebagai credit rating yang
merupakan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Skala ini
menunjukkan seberapa aman suatu obligasi bagi pemodal. Keamanan ini ditunjukkan
dengan kemampuan untuk membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman.
Salah satu varian produk obligasi adalah
obligasi konversi. Obligasi konversi, sekilas tidak ada bedanya dengan obligasi
biasa, misalnya memberikan kupon yang tetap, memiliki jatuh tempo dan memiliki
nilai nominal atau nilai pari (par
value).
Hanya saja obligasi konversi memiliki keunikan
yaitu dapat ditukar dengan saham biasa. Pada obligasi konversi selalu tercantum
persyaratan untuk melakukan konversi. Misalnya setiap obligasi konversi bisa
dikonversi menjadi 3 saham biasa setelah 1 Januari 2005 dengan harga konversi
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sama dengan alat investasi yang lain, obligasi
konversi tidak ubahnya dengan menabung. Bedanya, surat tanda menabung tidak
dapat diperjualbelikan; sebaliknya obligasi konversi dapat diperjualbelikan. Pilihan
terhadap alat investasi ini karena mampunya memberikan penghasilan optimal
sebab obligasi konversi bisa digunakan sebagai obligasi atau saham.
Bila suku bunga yang ditawarkan obligasi
konversi lebih tinggi dari suku bunga bank atau perusahaan tidak membagikan
dividen yang besar, maka pemegang obligasi konversi tidak perlu mengonversikan
obligasi konversinya. Bila diperkirakan emiten berhasil mendapatkan laba yang
tinggi sehingga mampu membagi dividen yang lebih besar daripada bunga obligasi
konversi, pemegang obligasi konversi lebih baik mengonversi obligasinya menjadi
saham guna mendapatkan dividen.
Imbalan yang dapat diperoleh pemegang obligasi
konversi dapat terdiri bunga (bila mempertahankan sebagai obligasi), dividen
(bila melakukan konversi), capital gain (bila
berhasil menjual obligasinya dengan harga lebih tinggi dari harga perolehannya,
atau mendapat diskon saat membeli. Capital
gain juga bisa didapat jika pemegang obligasi konversi melakukan konversi,
kemudian berhasil menjual saham tersebut diatas harga perolehannya).
Risiko yang dihadapi pemegang obligasi konversi
adalah kesalahan didalam mengambil keputusan konversi, antara lain:
1) Seandainya pada saat yang ditentukan pemodal
menggunakan haknya menukar obligasi konversi menjadi saham, dan ternyata
kondisi menunjukkan suku bunga bank cenderung naik.
2) Bila emiten tidak berhasil meraih keuntungan,
sehingga tidak membagikan dividen. Dengan demikian pemodal menghadapi risiko
tidak mendapatkan kesempatan untuk memperoleh suku bunga. Seandainya ia tidak
menggunakan haknya, maka ia akan memperoleh kesempatan itu.
Waran adalah hak untuk membeli saham biasa
pada waktu dan harga yang sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan
dengan surat berharga lainnya, misalnya obligasi atau saham. Penerbit waran
harus memiliki saham yang nantinya dikonversi oleh pemegang waran. Namun
setelah obligasi atau saham yang disertai waran memasuki pasar baik obligasi,
saham maupun waran dapat diperdagangkan secara terpisah.
Memiliki waran tidak ubahnya menabung. Hanya
saja, waran dapat diperjualbelikna. Selain itu waran dapat ditukar dengan
saham. Pilihan terhadap alat investasi ini karena kemampuannya memberikan
penghasilan ganda, terutama waran yang menyertai obligasi. Karena disamping
akan mendapatkan bunga obligasi kelak setelah waran dikonversi menjadi saham
akan mendapatkan dividan dan capital
gain.
Pendapatan bunga diperoleh pemodal yang
membeli waran yang menyertai obligasi. Dengan membeli obligasi otomatis pemodal
akan mendapatkan bunga. Bahwa obligasi ini disertai waran yang yang bisa
dikonversi menjadi saham di waktu-waktu mendatang, itu tidak mempengaruhi hak
pemodal atas bunga obligasi. Suku bunga obligasi yang disertai waran biasanya
lebih rendah dari suku bunga bank.
Kalau pemodal ingin mendapatkan dividen,
terlebih dahulu ia menggunakan waran untuk membeli saham. Untuk mendapatkan
dividen, ia harus bersedia menahan saham dalam waktu yang relatif lama. Capital gain bisa didapat bila pemegang
obligasi yang disertai waran menjualnya dengan harga yang lebih tinggi dari
harga ketika memperolehnya.
Capital
gain juga bisa didapat
jika pemegang obligasi yang disertai waran mendapatkan diskon pada saa
melakukan pembelian. Pada saat jatuh tempo ia akan mendapatkan pelunasan
sebesar harga pari. Capital gain juga
bisa didapat bila setelah melakukan konversi saham biasa, pemodal bisa menjual
sahamnya diatas harga perolehan.
Right issue merupakan
hak bagi pemodal membeli saham baru yang dikeluarkan emiten. Karena merupakan
hak, maka investor tidak terikat untuk membelinya. Ini berbeda dengan saham
bonus atau dividen saham, yang otomatis diterima oleh pemegang saham. Right issue dapat diperdagangkan.
Pilihan terhadap alat investasi ini karena kemampuannya memberikan penghasilan
yang sama dengan membeli saham, tetapi dengan modal yang lebih rendah.
Biasanya harga saham hasil right issue lebih murah dari saham lama.
Karena membeli right issue berarti
membeli hak untuk membeli saham, maka kalau pemodal menggunakan haknya otomatis
pemodal telah melakukan pembelian saham. Dengan demikian maka imbalan yang akan
didapat oleh pembeli right issue adalah
sama dengan membeli saham, yaitu dividen dan capital gain.
Demikian
ulasan yang dapat kami sampikan dan semoga bermanfaat. Amin.........