iklan
Pengembalian Atas Investasi Modal Dan Analisis Profitabilitas - Investasi
adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan
keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk
aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan pada masa depan. Terkadang,
investasi disebut juga sebagai penanaman
modal.
1. Pentingnya Pengembalian Atas Investasi Modal
a. Asset Operasi Bersih
b. Modal Ekuitas Biasa
Pengembalian Atas Investasi Modal Dan Analisis Profitabilitas |
1. Pentingnya Pengembalian Atas Investasi Modal
Kinerja
perusahaan dapat dianalisis dengan berbagai cara. Pertumbuhan pendapatan, laba
bersih, dan asset merupakan ukuran kinerja yang biasa digunakan. Namun tidak
satupun dari ukuran-ukuran ini yang dapat digunakan secara terpisah sebagai
ukuran kinerja perusahaan yang komprehensif.
Hubungan
antara laba dengan investasi modal, yang disebut pengembalian atas investasi
modal (return on invested capital – ROIC)
atau pengembalian atas investasi (return
on investment – ROI) mungkin merupaan ukuran kinerja perusahaan yang
dikenal luas. Ukuran ini dapat:
1) Membandingkan keberhasilan perusahaan
atas pengelolaan investasi modal.
2) Memungkinkan kita menilai pengembalian
perusahaan relatif terhadap resiko investasi modal
3) Membandingkan
pengembalian atas investasi modal dengan pengemballian investasi alternative.
Pengembalian
atas investasi modal digunakan dalam berbagai area dalam analisis, termasuk:
1. Mengukur Efektivitas Manajerial
2. Mengukur Profitabilitas
3. Ukuran untuk Perencanaan dan
Pengendalian
2.
Komponen
Pengembalian Atas Investasi Modal
Pengembalian
atas investasi modal (return on invested capital) dihitung sebagai berikut:
Laba : Investasi
Modal
a. Asset Operasi Bersih
Banyak analis memisahkan neraca dan laporan
laba rugi menjadi komponen operasi dan non operasi dan menghitung pengembalian
asset operasi bersih (return on net
operating assets – RNOA ) sebagai ringkasan ukuran kinerja. Aktivitas
operasi merupakan aktivitas inti perusahaan.
Aktivitas ini meliputi seluruh aktivitas yang
dibutuhkan untuk membawa produk atau jasa perusahaan ke pasar, serta melayani
kebutuhan para pelanggan. Dalam laporan laba rugi, aktivitas operasi biasanya
meliputi penjualan, harga pokok penjualan, dan beban penjualan umum serta
administrasi. Di neraca aktivitas operasi diwakili oleh asset dan kewajiban
yang berhubungan dengan akun-akun laporan laba rugi di atas, seperti piutang
usaha, persediaan, asset tetap, utang usaha dan beban yang masih harus dibayar.
Lebih spesifik lagi.
Rumus Asset Operasi Bersih Dengan RNOA |
Pengembalian ekuitas biasa (return on common equity – ROCE)
dinyatakan sebagai laba bersih dikurangi deviden saham preferen dibagi
rata-rata ekuitas biasa. Equitas biasa dapat juga dinyatakan sebagai total
asset dikurangi utang dan saham preferen.
c.
Menghitung
Investasi Modal Suatu Periode
Investasi modal untuk suatu periode umumnya
dihitung menggunakan rata-rata modal yang tersedia bagi perusahaan selama
periode tersebut. Metode yang paling umum digunakan adalah menambah saldo awal
dan akhir tahun investasi modal lalu dibagi dua. Metode yang lebih akurat adalah
dengan merata-ratakan jumlah interim – misalnya, menambahkan jumlah investasi
modal tiap akhir kuartal dan membaginya dengan empat.
d. Penyesuaian atas Investasi Modal dan
Laba
Analisis pengembalian atas investasi modal
menggunakan angka laporan keuangan sebagai titik awal. Beberapa angka yang
tidak dilaporkan di dalam laporan keuangan juga perlu diperhitungkan. Beberapa
penyesuaian seperti yang berhubungan dengan persediaan, mempengaruhi pembilang
maupun penyebut pengembalian investasi modal, sehingga mengurangi pengaruhnya.
1) Menghitung Pengembalian Investasi
Modal
a)
Pengembalian
atas Aset Operasi Bersih
RNOA =
|
Laba operasi bersih
setelah pajak (Net operating profit after tax - NOPAT)
|
Rata-rata aset operasi
bersih (Average net operating assets - NOA)
|
Aset dan kewajiban operasi adalah pos yang dibutuhkan
untuk menjalankan usaha perusahaan, dan meliputi kas, piutang usaha,
persediaan, beban dibayar dimuka, asset pajak tangguhan, asset tetap, dan
investasi jangka panjang yang terkait dengan akuisisi strategis. Kewajiban
operasi bersih adalah utang usaha dan beban yang masih harus dibayar serta
kewajiban operasi jangka panjang dan kewajiban pajak tangguhan.
Aset non operasi meliputi investasi dalam efek yang dapat
diperdagangkan investasi non strategis, dan investasi dalam operasi yang
dihentikan sebelum di jual.
NFO
= Kewajiban non operasi – asset non operasi
b)
Pengembalian
atas Equitas Pemegang Saham Biasa
Pengembalian atas ekuitas biasa dihitung sebagai berikut:
Laba bersih - Deviden
saham preferen
|
Rata-rata ekuitas
pemegang saham biasa
|
ROCE terdiri dari dua komponen, yaitu pengembalian
operasi dan pengembalian non operasi.
3.
Menganalisa
Pengembalian Atas Aset Operasi Bersih
Pengembalian
investasi modal berguna dalam evaluasi manajemen, analisis profitabilitas,
serta perencanaan dan pengendalian. Penggunaan pengembalian atas investasi
modal untuk tugas-tugas di atas menuntut pemahaman menyeluruh atas pengukuran
pengembalian ini. Ini karena pengukuran pengembalian mengandung komponen yang
berpotensi untuk menyumbangkan pemahaman atas kinerja perusahaan.
Bagian
ini akan membahas pengembalian tersebut ketika investasi modal dilihat dari
sudut pandang operasi, biasanya disebut sebagai pengembalian atas asset operasi
bersih (RNOA).
a.
Pemisahan Pengembalian atas Aset Operasi Bersih
Kita
dapat memisahkan pengembalian ini menjadi komponen yang bermakna secara
relative terhadap penjualan. Pemisahan pengembalian atas asset operasi bersih
adalah :
RNOA = margin laba operasi bersih x
Perputaran asset operasi bersih
Margin
NOPAT dan perputaran NOA merupakan pengukuran yang bermanfaat dan menuntut
analisis mendapatkan pemahaman atas profitabilitas suatu perusahaan.
b.
Pemisahan
Pengembalian atas Aset Operasi Bersih
Tingkat
analisis yang pertama berfokus pada interaksi antara margin NOPAT dengan
perputaran NOA. Tingkat analisis yang kedua menyoroti faktor-faktor penting
lain yang menentukan margin laba dan asset.
c.
Dampak
Leverage Operasi
Dampak kewajiban operasi terlihat dalam alternative
persamaan RNOA berikut ini :
Dimana OA adalah asset operasi kotor dan OLLEV (kewajiban
rata-rata/Rata-rata NOA) adalah rasio leverage kewajiban operasi. Karena OLLEV memiliki nilai positif, kenaikan OLLEV akan
meningkatkan RNOA.
d.
Hubungan antara Margin Laba dan Perputaran Aset
Margin laba merupakan fungsi dari penjualan (harga
jualxunit terjual) dan beban operasi. Perputaran juga merupakan fungsi dari
penjualan (penjualan/asset). Akibatnya, meningkatkan margin laba dengan
menaikkan harga jual akan berdampak pada unit terjual.
Pengurangan beban operasi yang berkaitan dengan pemasaran
sebagai usaha meningkatkan profitabilitas juga biasanya berdampak pada
permintaan untuk meningkatkan profitabilitas juga biasanya akan berdampak pada
permintaan atas produk. Harga jual, pemasaran, litbang, produksi, dan sejumlah
area usaha lain harus dikelola secara efektif untuk memaksimalkan RNOA.
Pemisahan
Margin Laba
Margin Laba operasi (OPM) didefenisikan sebagai :
Rumus Margin Laba operasi (OPM) |
Margin laba operasi merupakan fungsi dari harga jual per
unit produk produk atau jasa dibandingkan dengan biaya per unit yang
dikeluarkan untuk membawa produk atau jasa tersebut ke pasar dan memenuhi
kebutuhan pelanggan setelah penjualan.
Untuk tujuan analisis, margin laba sebelum pajak dapat
dipisahkan menjadi beberapa komponen :
PM
sebelum pajak = PM penjualan sebelum pajak + PM sebelum pajak lainnya.
PM
penjualan sebelum pajak = (margin kotor÷penjualan) – (beban
penjualan÷penjualan) – (beban administrasi÷penjualan) – (litbang÷penjualan).
PM
sebelum pajak lainnya = (laba ekuitas÷penjualan)
Beberapa hal penting dalam analisa profitabilitas :
1. Laba
Kotor (Gross Profit)
Laba Kotor diukur dari pendapatan
dikurangi harga pokok penjualan, dan sering dilaporkan dalam bentuk persentase
yang dihitung dari laba kotor dibagi dengan penjualan. Laba kotor harus cukup
besar untuk mendanai pengeuaran bersifat diskresi penting yang berorientasi
pada masa depan seperti penelitian dan pengembangan, pemasaran, serta iklan.
Analisa terhadap perubahan
penjualan dan harga pokok penjualan akan berguna dalam mengidentifikasi
pendorong utama laba kotor. Perubahan laba kotor sendiri sering kali terjadi
akibat salah satu atau kombinasi dari perubahan berikut :
a. Kenaikan
(penurunan) volume penjualan
b. Kenaikan
(penurunan) harga jual unit
c. Kenaikan
(penurunan) biaya per unit
2. Beban
Penjualan (Selling expenses)
Pentingnya
hubungan antara beban penjualana dan pendapatan bervariasi untuk tiap industry
dan perusahaan. Di beberapa perusahaan tertentu, beban penjualan terutama
komisi yang sangat bersifat variable, sementara di perusahaan lain sebagian
besar bersifat tetap.
Ketika
beban penjualan sebagai persentase dari pendapatan menunjukkan adanya kenaikan,
yang perlu menjadi perhatian adalah kenaikan beban penjualan yang menghasilkan
kenaikan pendapatan. Beberapa beban promosi penjualan tertentu khususnya
periklanan, menghasilkan manfaat sekarang dan masa depan. Mengukur manfaat masa depan yang diberikan oleh beban ini
memang cukup sulit. Selain memengaruih penjualan masa depan, pengeluaran ini
juga memberikan pandangan tentang kecenderungan manajemen untuk mengelolah laba
yang dilaporkan.
3. Beban
Umum dan Administrasi (General and Administrative Expenses)
Sebagian besar beban umum
dan administrasi bersifat tetap, kebanyakan karena beban ini meliputi pos-pos
seperti gaji dan sewa.
Pemisahan Perputaran Aset
Ukuran standar perputaran asset untuk menentukan
pengembalian atas asset adalah:
Rumus Pemisahan Perputaran Aset |
Perubahan komponen pada tingkat perputaran setiap asset
dapat berguna dalam analisis suatu perusahaan. Bagian berikut akan membahas
perputaran asset untuk komponen akun asset dan akun kewajiban. Ukuran utilitas
asset yang paling relevan adalah penjualan karena penjualan pada dasarnya
adalah laba.
Umumnya tingkat perputaran mencerminkan produktivitas
relative tiap asset, atau tingkat volume penjualan yang kita peroleh dari setiap nilai yang diinvestasikan dalam
satu asset tertentu. Namun bukan berarti tingkat perputaran asset yang lebih
tinggi lebih baik daripada yang rendah. Memang kita dapat meningkatkan tingkat
perputaran dengan menurunkan investasi dalam asset tetapi hal tersebut bisa
saja menjadi kontraproduktif.
Contoh ; Kita membutuhkan tingkat persediaan tertentu
untuk mendukung tingkat penjualan saat ini. Jika tingkat ini mengalami
penurunan, kita menghadapi resiko kehabisan barang dan kehilangan penjualan.
Jadi, investasi dalam asset harus dioptimalkan dan tidak selalu harus
diminimalkan.
Perputaran Piutang Usaha
Tingkat
perputaran piutang usaha didefenisikan sebagai berikut :
Rumus Perputaran Piutang Usaha |
Piutang merupakan asset yang harus didanai oleh biaya
modal. Selain itu piutang memiliki resiko penagihan dan membutuhkan overhead
tambahan dalam bentuk bagian kredit dan penagihan. Dari sudut pandang ini,
mengurangi tingkat piutang akan mengurangi biaya tersebut. Akan tetapi, jika
kita mengurangi terlalu banyak melalui kebijakan kredit yang terlalu ketat
dampaknya akan merugikan penjualan. Oleh karena itu piutang harus bisa
dikelolah secara efektif.
Pandangan alternative dari perputaran piutang usaha
adalah periode penagihan rata-rata yang dihitung dari :
Ukuran
ini mencerminkan lamanya piutang usaha belum tertagih secara rata-rata.
Perputaran Persediaan
Tingkat
perputaran persediaan dapat dihitung sebagai berikut :
Rumus Perputaran Persediaaan |
Rasio ini menggunakan HPP sebagai ukuran volume penjualan
karena penyebutnya, persediaan dilaporkan berdasarkan harga perolehan bukan
harga pasar. Penurunan rasio perputaran persediaan sering kali mengindikasikan
bahwa produk perusahaan tidak kompetitif, mungkin karena ketinggalan zaman atau
teknologi.
Perusahaan menginginkan persediaan dalam jumlah mencukupi
untuk memenuhi tuntutan pelanggan tanpa kehabisan persediaan dan tidak lebih
pula. Seperti periode penagihan rata-rata, pandangan alternative tingkat
perputaran persediaan adalah :
Rata-rata jumlah hari dalam persediaan =
Persediaan ÷ Rata-rata hari harga pokok penjualan
Rata-rata jumlah hari dalam persediaan memberikan
indikasi tentang rentang waktu persediaan tersedia untuk dijual. Untuk mencapai
jumlah hari rata-rata dalam persediaan sesedikit mungkin, kita dapat
meminimalkan bahan baku melalui teknik manajemen produksi, seperti pengiriman
just-in-time, atau pengurangan persediaan dalam proses melalui penggunaan
proses produksi secara efisien yang menghilangkan bottleneck. Selain itu,
perusahaan ingin meminimalkan persediaan barang jadi dengan sebisa mungkin
melakukan produksi berdasarkan pesanan bukan perkiraan permintaan. Alat
manajemen ini akan meningkatkan perputaran persediaan dan mengurangi jumlah
rata-rata dalam persediaan.
Perputaran
Aset Operasi jangka Panjang
Perputaran
asset operasi jangka panjang dihitung sebagai berikut :
Rumus Perputaran Asset Operasi Jangka Panjang |
Industri padar modal seperti
perusahaan manufaktur membutuhkan investasi besar dalam asset jangka panjang.
Oleh karena itu, perusahaan ini memiliki perputaran asset operasi jangka
panjang yang lebih rendah dibandingkan perusahaan yang tidak padat modal
seperti perusahaan jasa.
Tingkat perputaran asset operasi jangka panjang dapat
ditingkatkan dengan meningkatkan pembilang melalui kenaikan produksi
(penjualan) atau dengan mengurangi penyebut.
Perputaran
Utang Usaha
Aset operasi lancar
seperti persediaan sebagian besar didanai oleh utang usaha. Utang ini biasanya
mewakili pendanaan bebas bunga sehingga lebih murah daripada menggunakan uang
yang dipinjam untuk mendanai pembelian persediaan atau produksi. Tingkat perputaran utang
usaha dihitung sebagai berikut :
Karena dirasa lebih murah, perusahaan lebih memilih untuk
memanfaatkan sumber pendanaan murah ini sebanyak mungkin sehingga memiliki
tingkat perputaran utang usaha yang rendah (artinya tingkat utang yang tinggi).
Menurunkan tingkat perputaran utang usaha dapat dicapai dengan menunda
pembayaran kepada pemasok, di mana penudaan pembayaran ini dapat mengganggu
hubungan dengan pemasok jika digunakan secara berlebihan. Oleh karena itu,
utang harus dikelola secara cermat.
Perputaran Modal Kerja
Operasi Bersih
Modal Kerja operasi bersih sama dengan asset operasi
lancar dikurangi kewajiban operasi lancar. Tingkat perputaran modal kerja
operasi dihitung sebagai berikut :
Perusahaan umumnya menginginkan tingkat perputaran modal
kerja operasi bersih yang lebih tinggi daripada lebih rendah, karena perputaran
modal kerja operasi yang lebih tinggi mencerminkan investasi dalam modal kerja
yang lebih kecil untuk setiap penjualan.
4. Analisis
Pengembalian Atas Ekuitas Biasa
Kreditor
biasanya menerima pengembalian dalam jumlah tetap atas pendanaannya, begitu
pula pemegang saham preferen yang menerima dividen tetap. Namun pemegang saham
biasa tidak menerima pengembalian tetap, melainkan memiliki klaim atas laba
residu suatu perusahaan hanya setelah seluruh pendanaan lainnya lunas. Oleh
karena itu, pengembalian atas ekuitas saham biasa (return on common
shareholder’s equity/ROCE) sangat penting artinya bagi pemegang saham
biasa. ROCE memegang peranan penting
dalam penilaian ekuitas seperti yang digambarkan dalam rumus berikut:
Dimana
V adalah nilai perusahaan,
BV adalah nilai buku
ekuitas pemegang saham,
k adalah pengembalian
yang diharapkan.
Jadi,
jika ROCE lebih tinggi dari k maka
nilainya meningkat sebesar kelebihan dari yang ditunjukkan oleh nilai bukunya.
a.
Pemisahan
Pengembalian Atas Ekuitas Biasa
Dalam praktiknya, penghitungan ROCE memakai saldo
rata-rata selama periode yang dianalisis. Seperti pengembalian atas asset
operasi bersih, untuk tujuan analisis ROCE dipisah menjadi beberapa komponen.
Penghitungan ROCE;
ROCE =
RNOA + (LEV x Spread)
Keterangan:
RNOA :
pengembalian atas asset operasi bersih
LEV (leverage keuangan) :
rata-rata NFO/rata-rata ekuitas
NFO (kewajiban keuangan bersih) : RNOA - ekuitas
Spread : RNOA - NFR
NFR (tingkat keuangan bersih) : NFE/ rata-rata
NFO (nilainya bisa positif/negatif)
NFE (beban keuangan bersih) : beban bunga dikurangi pengembalian investasi untuk
asset non-operasi (nilainya bisa positif/negatif)
ð Leverage keuangan akan menaikkan ROE
sepanjang spread positif
Dengan kata lain, jika perusahaan mendapatkan
pengembalian atas asset operasi yang lebih tinggi daripada biaya utang yang
mendanai asset tersebut, kelebihan pengembaliannya akan memberikan keuntungan
bagi pemegang saham.
Pembedaan ROCE menjadi
komponen operasi (RNOA) dan non-operasi (LEV x spread) penting karena:
1) Banyaknya perusahaan yang memberikan barang dan jasa
sebagai usaha utamanya
2) Aktivitas operasi berdampak jangka panjang dan paling
nyata pada nilai perusahaan
3) Meskipun kenaikan ROE dapat diperoleh melalui penggunaan
leverage keuangan secara bijaksana, pembayaran utang (pokok dan bunga) adalah
kewajiban kontraktual yang harus dipenuhi.
Spread merupakan fungsi
dari tingkat bunga atas utang dan pengembalian investasi yang dapat dilihat
secara terpisah sebagai berikut:
NFE/NFO
= (tingkat bunga x FL/NFO) – (pengembalian atas asset keuangan x FA/NFO)
Dimana FL adalah
kewajiban keuangan dan FA adalah asset keuangan. Kebanyakan perusahaan meminjam dengan tingkat
bunga tetap sehingga NFE kemungkinan tetap, namun bagian pengembalian investasi
kemungkinan berfluktuasi sesuai pergerakan pasar modal.
b.
Menghitung
Pengembalian Atas Investasi Modal
1) Analisa
Laporan Keuangan Campbell Soup Company (halaman 466-468)
2) Yang
perlu diperhatikan:
a. Jika
ROCE turun, perlu diidentifikasi komponen yang menyebabkannya agar dapat
menilai kinerja perusahaan di masa lalu dan masa depan dengan lebih baik.
b. Menilai area dengan potensi perbaikan ROCE tebesar dan
kemungkinan perusahaan dapat melakukan strategi itu dengan sukses.
c. Analisis
strategi perusahaan dan dan potensi perbaikan tergantung pada kondisi industry
dan perekonomian.
c.
Menilai
Pertumbuhan Ekuitas Biasa
1. Tingkat
Pertumbuhan Ekuitas
Tingkat pertumbuhan ekuitas biasa dapat dinilai melalui
retensi laba yang menekankan pertumbuhan ekuitas tanpa pendanaan eksternal.
Dengan asumsi retensi laba dan pembayaran dividen yang konstan dari waktu ke
waktu, tingkat pertumbuhan ekuitas =
Rumus Tingkat Pertumbuhan Ekuitas |
2. Tingkat
Pertumbuhan Ekuitas Yang Dapat Dipertahankan
Tingkat pertumbuhan ekuitas yang dapat dipertahankan
(sustainable equity growth rate) mengakui bahwa pertumbuhan internal perusahaan
tergantung retensi laba dan pengembalian yang diperoleh dari laba yang ditahan.
tingkat pertumbuhan ekuitas yang dapat
dipertahankan = ROCE x (1-tingkat pembayaran)
Untuk mengestimasi tingkat
pertumbuhan ekuitas masa depan, sebaiknya merata-ratakan/mengakui tingkat
pertumbuhan yang dapat dipertahankan selama beberapa tahun terakhir. Selain itu, perlu mengakui potensi perubahan retensi laba
dan ramalan ROCE.
Demikian
ulasan yang dapat kami sampaikan moga bermanfaat, Amin…..