iklan
Pengertian, karasteristik, Penggolongan,Metode Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik- Biaya
overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi selain bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung. Biaya overhead pabrik didefinisikan sebagai bahan tidak langsung,
buruh tidak langsung, dan biaya-biaya lainnya yang tidak secara mudah
diidentifikasikan atau dibebankan langsung pada suatu pekerjaan, hasil
produksi, atau tujuan akhir biaya tertentu seperti kontrak-kontrak pemerintah.
Pengertian, karasteristik, Penggolongan, Metode Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik |
Overhead pabrik memiliki dua karakteristik yang
harus dipertimbangkan dalam pembebanannya sebagai hasil produksi secara layak.
Karakteristik ini menyangkut hubungan khusus antara overhead pabrik dengan
(Carter dan Usry, 2006: 411):
1) Produk itu sendiri
Karakteristik pertama dalam hubungannya dengan
produk itu sendiri.Berbeda dengan bahan langsung dan biaya tenaga kerja
langsung, biaya overhead pabrik merupakan bagian yang tidak berwujud dari
barang jadi.
Tidak ada surat permintaan bahan ataupun kartu jam
tenaga kerja yang dipergunakan untuk menyatakan jumlah biaya overhead pabrik
seperti pada perlengkapan pabrik atau tenaga kerja tidak langsung yang
diperhitungkan dalam suatu pekerjaan atau produk.
2) Jumlah volume produksi
Karakteristik kedua menyangkut perubahan sebagian
unsur biaya overhead karena adanya perubahan volume produksi yaitu overhead
bisa bersifat tetap, variabel atau semivariabel. Biaya overhead tetap secara
relatif tetap konstan, biarpun ada perubahan dalam volume produksi, sedangkan
overhead tetap per unit output akan bervariasi berlawanan dengan volume
produksi.
Overhead variabel variasi secara sebanding dengan
output produksi. Overhead semivariabel bervariasi, tetapi tidak sebanding
dengan unit yang diproduksi.Apabila volume produksi berubah, efek gabungan dari
berbagai pola overhead yang berbeda ini dapat mengakibatkan biaya pabrikase per
unit berfluktuasi besar.
2. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik
Penggolongan biaya overhead pabrik dapat
digolongkan dengan tiga cara, yaitu (Mulyadi, 1990: 55-57):
1. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya
Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan
pesanan, biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya
overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa golongan berikut ini:
a) Biaya Bahan Penolong.
Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi
bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi
nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produk tersebut.
Dalam perusahaan percetakan misalnya, yang termasuk dalam
bahan
penolong antara lain adalah: bahan perekat, tinta koreksi dan pita mesin ketik.
b) Biaya Reparasi dan Pemeliharaan.
Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku
cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies) dan harga
perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan atau
pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik, mesin-mesin dan ekuipmen,
kendaraan, perkakas laboratorium dan
aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.
c) Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung.
Tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja
pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk
atau pesanan tertentu.Biaya ini terdiri dari upah, tunjangan dan biaya
kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tak langsung tersebut. Tenaga
kerja tidak langsung terdiri dari:
a.
Karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu,
seperti departemen-departemen pembangkit tenaga listrik, uap, bengkel dan
departemen gudang.
b.
Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen
produksi, seperti kepala departemen produksi, karyawan administrasi pabrik dan
mandor.
d) Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian
terhadap aktiva tetap.
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara
lain adalah biaya-biaya depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin
dan ekuipmen, perkakas laboratorium, alat kerja dan aktiva tetap lain yang
digunakan di pabrik.
e) Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya
waktu.
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara
lain adalah biaya-biaya asuransi gedung dan emplasemen, asuransi mesin dan
ekuipmen, asuransi kendaraan, asuransi kecelakaan karyawan, dan biaya
amortisasi kerugian trial-run.
f) Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung
memerlukan pengeluaran uang tunai.
Biaya overhead yang termasuk dalam kelompok ini
antara lain adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan,
biaya listrik PLN dan sebagainya.
2. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut
perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume produksi
Ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead
pabrik dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya overhead
pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan:
a.
Biaya Overhead Pabrik Tetap, adalah biaya overhead
pabrik yang tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu.
b.
Biaya Overhead Pabrik Variabel, adalah biaya
overhead pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
c.
Biaya Overhead Pabrik Semivariabel, adalah biaya
overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Untuk keperluan penentuan tarif biaya overhead
pabrik dan untuk pengendalian biaya, biaya overhead pabrik yang bersifat semivariabel
dipecah menjadi dua unsur: biaya tetap dan biaya variabel.
3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut
hubungannya dengan departemen
Jika disamping memiliki departemen produksi,
perusahaan juga memiliki departemen pembantu (seperti misalnya departemen
pembangkit tenaga listrik, departemen bengkel dan departemen air). Ditinjau
dari hubungannya dengan departemen-departemen yang ada dalam pabrik, biaya
overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok:
a)
Biaya overhead pabrik langsung departemen (direct
departemental overhead expenses), adalah biaya overhead pabrik yang terjadi
dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen
tersebut.
b)
Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen
(indirect departemental overhead expenses), adalah biaya overhead pabrik yang
manfaatnya dinikmati oleh lebih satu departemen.
3. Metode Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik
Dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik,
perusahaan perlu memperhatikan jumlah tarif biaya overhead pabrik yang akan
digunakan. Ada tiga alternatif yang dapat digunakan yaitu:
1.
Plantwide Rate / Tarif Tunggal
Perusahaan hanya menggunakan tarif biaya overhead
pabrik untuk pembebanan biaya overhead pabrik ke pesanan maupun produknya dari
awal proses sampai akhir.
2.
Departemental Rate / Tarif Departementalisasi
Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk
setiap tahapan atau departemen produksi yang ada di perusahaan.Jumlah tarif
biaya overhead pabrik tergantung dari tahapan atau departemen produksi yang
ada.
3.
Activity Rate / Tarif Setiap Aktivitas
Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik
untuk setiap aktivitas yang terjadi dalam pembuatan produknya.Cara ini dikenal
dengan Activity Based Costing (ABC).
4. Biaya Overhead Pabrik – Departementalisasi
Dalam perusahaan yang relatif besar di mana
pengolahan produk melalui beberapa tahapan dan pengendalian biaya perlu
dihubungkan dengan bagian atau departemen di dalam pabrik, pada perusahaan
tersebut perlu diadakan departementalisasi khususnya untuk elemen biaya
overhead pabrik.
Departementalisasi biaya overhead pabrik semakin
penting pada pabrik yang mengolah produk atau pesanan yang tidak selalu melalui
proses yang sama atau produk yang dihasilkan perusahaan memungkinkan untuk
dijual sebelum diolah melalui semua tahapan pengolahan, misalnya pada pabrik
tekstil yang dapat untuk menjual benang dan mori belum disempurnakan (mori
gray) yang dihasilkan.
Departementalisasi biaya overhead pabrik adalah
pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang disebut departemen atau pusat
biaya (cost center) ke dalam mana biaya overhead pabrik akan dibebankan. Untuk
tujuan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk, tarif biaya overhead
pabrik akan dihitung untuk setiap departemen produksi, sehingga produk atau
pesanan akan dibebani dengan biaya overhead pabrik sesuai dengan departemen
produksi yang dilaluinya, dan selisih biaya overhead pabrik akan dianalisa
untuk setiap departemen produksi.
5. Tujuan Departementalisasi Biaya Overhead Pabrik
Tujuan utama departementalisasi biaya overhead
pabrik adalah sebagai berikut:
1. Untuk pembebanan dengan biaya overhead pabrik dengan
adil dan teliti.
Hal ini dimungkinkan karena produk atau pesanan
akan dibebani biaya overhead pabrik sesuai dengan departemen produksi yang
dilalui yaitu sebesar tarif biaya overhead pabrik departemen yang dilalui
dikalikan kapasitas pembebanan yang diserap oleh suatu produk pada departemen
produksi yang bersangkutan.
Misalnya
pada pabrik tekstil, benang yang langsung dijual hanya dibebani biaya overhead
pabrik departemen pintal, departemen tenun, maupun departemen penyempurnaan sesuai
dengan tarif dan kapasitas pembebanan yang diserap pada masing-masing
departemen produksi.
2. Untuk pengendalian biaya overhead pabrik yang lebih
baik.
Hal inidimungkinkan karena dalam departementalisasi
diharapkan dapat dipakai dasar untuk meletakkan tanggung jawab atas terjadinya
biaya pada departemen tertentu, selisih biaya overhead pabrik yang terjadi akan
dianalisa pula untuk departemen produksi tertentu.
3. Untuk pembuatan keputusan oleh manajemen
Agar supaya ketiga tujuan tersebut di atas dapat
dicapai, dalam departementalisasi diperlukan syarat atau kondisi-kondisi
sebagai berikut:
1) Ketepatan dalam menentukan jumlah departemen
produksi maupun pembantu.Departemen yang dibentuk terlalu sedikit dapat
mengakibatkan pembebanan yang kurang adil dan teliti, dari segi pengendalian
menjadi kurang teliti pula. Departemen yang terlalu banyak akan menaikkan
jumlah biaya dan waktu yang dikorbankan yang mungkin tidak sesuai dengan
manfaatnya.
2)
Pembagian departemen hendaknya selaras dengan
pembagian struktur organisasi di dalam pabrik.
3)
Dapat dipilih dasar distribusi, alokasi, maupun
pembebanan yang tepat.
4)
Penentuan dasar kapasitas dan besarnya kapasitas
dengan tepat dan sesuai pula dengan variabilitas biaya overhead pabrik.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam
menentukan atau memilih departemen-departemen di dalam pabrik adalah sebagai
berikut:
1)
Pembagian tanggung jawab atas pengolahan produk dan
jasa yang dihasilkan di dalam pabrik, serta atas biaya yang terjadi.
2)
Sifat operasional dari setiap tahapan pengolahan
produk dihubungkan dengan gerakan-gerakan yang dilalui produk di dalam pabrik.
3)
Lokasi dari operasi, proses pengolahan dan mesin.
4)
Jumlah departemen atau pusat biaya yang tepat.
5)
Penyesuaian mesin, proses atau operasi di dalam
setiap departemen atau pusat biaya.
6. Langkah-langkah Penentuan dan Penggunaan Departementalisasi
Tarif Biaya OverheadPabrik
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penentuan dan
penggunaan departementalisasi tarif biaya overhead pabrik adalah sebagai
berikut:
1)
Penentuan besarnya tarif biaya overhead pabrik
untuk setiap departemen produksi.
2)
Pembebanan biaya overhead pabrik pada produk atau
pesanan pada setiap departemen produksi.
3)
Pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya.
4)
Perhitungan, analisa dan perilaku selisih biaya
overhead pabrik untuk setiap departemen produksi.
Berikut dibahas langkah-langkah tersebut di atas
lebih mendalam (berhubungan dengan analisa data maka langkah yang akan dibahas
adalah langkah 1 dan langkah 2 saja).
Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik untuk Setiap
Departemen Produksi Dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik untuk
setiap departemen produksi tahap-tahap yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:
1) Menyusun
budget atau anggaran setiap elemen biaya overhead pabrik yang dikelompokkan ke
dalam biaya tetap dan biaya variabel.
2) Mengadakan
penelitian pabrik (factory survey) pada awal periode yang akan digunakan untuk
distribusi dan alokasi biaya overhead pabrik, serta perhitungan tarif biaya
overhead pabrik.
3) Distribusi
setiap elemen biaya overhead pabrik tidak langsung yang dibudgetkan kepada
setiap departemen di dalam pabrik, baik departemen produksi maupun departemen
pembantu.
4) Alokasi
biaya overhead pabrik yang dibudgetkan dari departemen pembantu tertentu ke
departemen produksi dan departemen pembantu lainnya.
5) Perhitungan
tarif biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi.
Demikian ulasan yang dapat
kami sampaikan semoga dapat bermanfaat. Amin………