iklan
Pengertian sifat, dan Jenis-Jenis Aktiva - Dari tahapan diatas
laporan keuangan neraca terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap, kewajiban dan
modal. Dan yang akan dibahas kali ini adalah aktiva tetap, yaitu berbagai jenis
aktiva dapat digunakan lebih dari satu periode untuk operasi perusahaan. Aktiva
tetap terdiri dari aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud. Oleh karena itu
perlunya untuk mengetahui serta memahami secara rinci tentang aktiva tetap baik
aktiva tetap berwujud maupun tidak berwujud. Dengan cara demikian kita mampu
mengaplikasikan apa saja yang terdapat di dalam aktiva tetap sebuah perusahaan.
|
Aktiva |
A.
Pengertian Aktiva
Aktiva ialah kekayaan perusahaan yang
berwujud dan tidak berwujud, serta pengeluaran yang belum dialokasikan atau
biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang.
Pengertian aktiva menurut beberapa orang ahli sebagai berikut :
1. Menurut
Dra. Lanita Winata, Akuntan (1994, hal 55) menjelaskan :
“Aktiva ialah Sejumlah kekayaan atau
sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh suatau perusahaan berupa uang, barang
dan hak yang timbul dari transaksi-transaksi yang terjadi di masa lampau dan
dapat memberikan manfaat di masa yang akan datang”.
2.
Menurut
Standar Akuntansi Keuangan, dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian
laporan keuangan (2002, hal 13, paragraf 49) menjelaskan :
“Aktiva ialah Sumber daya yang dikuasai
oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh oleh perusahaan”.
Dari definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa, Aktiva ialah Kekayaan atau sumber-sumber daya yang
dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari transaksi-transaksi
yang terjadi di masa lampau dan diharapkan akan memberi manfaat di masa depan.
Aktiva
Lancar ialah aktiva yang berupa kas dan mempunyai jangka waktu yang pendek. Yang
termasuk dalam aktiva lancar ialah :
a) Kas,
uang tunai untuk membiayai operasional perusahaan.
b) Investasi
jangka pendek, investasi yang sifatnya sementara hanya untuk memanfaatkan uang
yang belum dibutuhkan dalam operasi.
c) Piutang
wesel, tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam perjanjian
yang diatur dalam undang-undang.
d) Piutang
dagang, tagihan kepada pihak lain sebagai akibat penjualan barang dagangan
secara kredit.
e) Persediaan,
baik persediaan barang mentah, barang dalam proses maupun barang jadi.
f) Piutang
penghasilan, penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum
diterima pembayarannya.
g) Persekot/uang
muka/biaya dibayar di muka, pengeluaran untuk memperoleh jasa atau prestasi
dari pihak lain. Pengeluaran itu belum menjadi biaya periode sekarang melainkan
pada periode berikutnya.
Aktiva tidak lancar ialah aktiva yang tidak
berupa kas dan mempunyai jangka waktu yang panjang. Yang
termasuk aktiva tidak lancar ialah:
a)
Investasi jangka panjang, investasi ini
dilakukan jika perusahaan mempunyai kekayaan lebih dari yang dibutuhkan.
b)
Aktiva tetap, kekayaan yang dimiliki
perusahaan yang secara fisik tampak dan berperan dalam operasi perusahaan
secara permanen, selain itu juga mempunyai umur ekonomis lebih dari satu
periode dalam kegiatan perusahaan.
c)
Aktiva tetap tidak berwujud, kekayaan
perusahaan yang secara fisik tidak tampak tetapi merupakan suatu hak yang
mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan
perusahaan.
d)
Beban yang ditangguhkan, transaksi yang
menunjukkan adanya pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka
panjang.
e)
Aktiva lain-lain, item ini menunjukkan
kekayaan atau aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat dimasukkan
dalam klasifikas-klasifikasi yang telah diuraikan sebelumnya.
B.
Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap ialah aktiva tetap berwujud
yang mempunyai nilai guna ekonomis jangka panjang, dimiliki perusahaan untuk
menjalankan operasi guna menunjang perusahaan dalam mencapai tujuan dan
dimiliki perusahaan tidak untuk dijual kembali agar diperoleh laba atas
penjualan tersebut.
Pengertian aktiva tetap berwujud
dikemukakan oleh beberapa orang ahli sebagai berikut :
1) Menurut
Zaki Baridwan (1992, hal 271) menjelaskan : “Aktiva tetap berwujud yang sifatnya
relatif permanen (menunjukkan sifat bahwa aktiva yang bersangkutan dapat
digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama) yang digunakan dalam
kegiatan perusahaan”.
2) Menurut
Standar Akuntansi Keuangan (2002, Nomor 16.2 Paragraf 05) “Aktiva tetap adalah
aktiva tetap berwujud yang digunakan dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan. Tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai
masa manfaat lebih dari satu tahun”.
Dari definisi diatas
dapat disimpulkan sifat-sifat tetap berwujud digunakan dalam operasional
perusahaan, tidak untuk diperdagangkan, umur ekonomi lebih dari satu tahun yang
sifatnya relatif tetap atau permanen dan berwujud fisik artinya dapat dilihat
dan dirasakan dengan panca indera.
C.
Sifat Aktiva Tetap
Meskipun semua aktiva memiliki beberapa
ciri dasar yang umum, aktiva tetap memiliki ciri-ciri tambahan sebagai berikut
:
1.
Aktiva tetap merupakan barang-barang fisik
yang dimiliki untuk memperlancar/mempermudah produksi barang-barang lain atau
untuk menyediakan jasa-jasa bagi perusahaan atau para pelanggannya dalam
kegiatan normal perusahaan.
2.
Semua aktiva tetap memiliki usia terbatas,
pada akhir usianya harus dibuang atau diganti.
3.
Nilai aktiva tetap berasal dari
kemampuannya untuk mengesampingkan pihak lain dalam mendapatkan hak - hak
yang sah atas penggunanya dan bukan dari pemaksaan dari suatu kontrak.
4.
Aktiva tetap seluruhnya nonmoneter :
manfaatnya diterima dari penggunaan atau penjualan jasa-jasa dan bukan dari
pengubahannya menjadi sejumlah uang tertentu.
5.
Pada umumnya jasa yang diterima dari ativa
tetap meliputi suatu periode yang lebih panjang dari satu tahun atau satu
siklus operasi perusahaan. Akan tetapi terdapat terkecualian. Misalnya suatu bangunan
atau peralatan tidak klasifikasikan kembali sebagai aktiva lancar bilamana sisa
manfaatnya kurang dari satu tahun. Dalam beberapa kasus seperti halnya,beberapa
unsur memiliki usia asli yang lebih pendek dari pada satu siklus operasi
perusahaan.
Unsur-unsur aktiva tetap
mempunyai ciri umum dan memiliki beberapa tujuan pelaporan keuangan yang sama.
Salah satu tujuan ini di dasarkan kepada keseragaman mereka dalam proses
akuntansi.
Aktiva tetap dimiliki
untuk mendapatkan jasa-jasanya di masa mendatang : karena itu aktiva tetap
dibebankan sebagai biaya usia manfaatnya dengan cara yang sama seperti biaya di
bayar dimuka (prepaid expense).
Perbedaan pokok antara
biaya dibayar dimuka dan aktiva tetap terletak pada usia aktiva tersebut. Biaya
dibayar dimuka biasanya di bebankan sebagai ongkos selama siklus kegiatan
berjalan atau satu tahun,tergantung mana yang lebih lama,sedangkan aktiva tetap
di bebankan sebagai biaya selama satu periode yang lebih panjang. Tetapi jika
keseragaman dalam proses akuntansi itu di anggap sebagai tujuan utama
klasifikasi maka pos-pos tidak berwujud yang usianya terbatas mungkin harus di
sertakan pula di dalamnya tetapi klasifikasi menurut proses akuntansi bukanlah
tujuan yang relevan.
Tujuan kedua dalam
penguraian dan pengukuran pos-pos aktiva tetap adalah memberikan indikasi
jumlah fisik atau kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan dan juga beberapa
petunjuk mengenai usia relatifnya serta taksiran masa pakainya yang akan
datang.
Semua informasi itu tidak
mungkin terpenuhi dengan sejumlah angkadalam rupiah. Namun demikian untuk
aktiva atau aktiva tertentu mungkin lebih relevan jika digunakan basis
penilaian input daripada nilai likuidasinya : dan suatu penilaian yang di
dasarkan pada tafsiran nilai barang atau jasa atau arus kas di masa mendatang
tidak mungkin di pergunakan sebagai pengukur baik secara teoritis maupun
praktis. Suatu jumlah akumulasi penyusutan yang di kurangkan dari suatu nilai
input tidak dapat menghasilkan gambaran yang cukup tentang kondisi atau usia relatif
aktiva tetap tersebut.
Tujuan ketiga adalah
tujuan yang penting dari klasifikasi dan penilaian aktiva tetap untuk
menyajikan suatu gambaran mengenai kegiatan suatu perusahaan sebagaimana
pengelompokkan moneter dan aktiva lancar menunjukkan informasi mengenai
kegiatan perusahaan,demikian pula halnya dengan pengelompokkan investasi dalam
pos-pos modal.
Jumlah relatif modal yang
di tanamkan dalam aktiva tetap merupakan informasi yang relevan bagi penanam
modal dan para kreditur,karena hal itu mungkin dapat menambah informasi untuk
membantu meramal arus kas di masa depan dan memberikan petunjuk mengenai
periode sebelum perusahaan berkesempatan menanamkan kembali sumber dayanya
untuk penggunaan
yang sama atau penggunaan lainnya tanpa adanya keharusan likuidasi (forced
liquidation). Dalam perusaan Public Utility (pelayanan umum seperti
PLN, TELKOM, GAS, dll) dan dalam berbagai perusahaan jasa
lainnya, jumlah yang ditanamkan sebagai pos-pos modal jangka panjang
merupakan kelompok terpenting sebagai sumber daya penghasilan di masa
mendatang. Karena alasan inilah maka sebagian besar public utility menyajikan
pos-pos aktiva tetap pada bagian pertama dalam neraca, mendahului aktiva
lancar.
Pos-pos aktiva tetap
nonoperasional biasanya disajikan di neraca dalam kelompok yang
terpisah, meskipun masalah penilaian dan penyusutanya sama dengan aktiva
tetap operasi. Karena itu sebagian besar uraian berikut akan dikaitkan baik
dengan unsur-unsur
aktiva tetap
operasional maupun non operasional.
D.
Penggolongan Aktiva Tetap
1.
Aktiva Tetap Berwujud
Adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang
sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal.
Istilah relatif permanen menunjukan sifat dimana aktiva yang bersangkutan dapat
digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama.
AkitIva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu
perusahaan dapat mempunyai macam macam bentuk seperti tanah, bangunan,
mesin-mesin dapat alat-alat, kendaraan, mebel dan lain-lain. Dari macam-macam
aktiva tetap berwujud di atas untuk tujuan akutansi dilakukan pengelompokan
sebagai berikut :
1)
Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas
seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian dan peternakan.
2)
Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan
apabila sudah habis masa penggunaannya bias diganti dengan aktiva yang sejenis.
3)
Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan
apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang
sejenis.
a)
Klasifikasi Aktiva Tetap Berdasarkan Jenis
Aktiva tetap biasanya
digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Tanah, seperti tanah
yang digunakan sebagai tempat berdirinya gedung-gedung perusahaan.
2. Perbaikan tanah,
seperti jalan-jalan diseputar lokasi perusahaan yang dibangun oleh perusahaan,
tempat parkir, dan pagar.
3. Gedung, seperti
kantor, toko, pabrik, dan gudang.
4. Peralatan, seperti
peralatan kantor, peralatan pabrik, mesin-mesin, kendaraan, dan mebel.
b)
Sudut SubstansiAktiva
tetap dapat dibagi:
1) Tangible
Assets atau Aktiva berwujud seperti Lahan, Mesin, Gedung dan Peralatan.
2) Intangible
Assets atau Aktiva yang tidak berwujud seperti HGU, HGB, Goodwill, Patents,
Copyright, Hak Cipta, Franchise, dan lain-lain.
c)
Sudut Disusutkan Atau Tidak
1) Depreciated
Plant asset yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti
Building (Bangunan), Equipment (Peralatan), Machinary (Mesin), Inventaris
dan lain-lain.
2) Undepreciated
Plant Asset yaitu aktiva yang tidak dapat disusutkan seperti Land (Lahan).
2.
Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Aktiva tidak berwujud adalah aktiva tetap perusahaan
yang secarafisik
tidak dapat dinyatakan. Contoh Aktiva tidak
berwujud adalah hak paten, hak cipta hak merek, biaya riset dan
pengembangan biaya ditangguhkan serta hak pengusahaan sumber alam. Aktiva
tidak
berwujud dapat diperoleh melalui pembelian atau dikembangkan sendiri oleh
perusahaan.
Apabila suatu aktiva tidak
berwujud diperoleh dengan membeli dari pihak luar, maka disamping harga
beli yang termasuk sebagai harga perolehan (cost) adalah biaya – biaya
tambahan untuk mendapatkannya seperti biaya yang dibayarkan kepada pemerintah
dan notaries serta biaya administrasi yang berhubungan.
Apabila suatu aktiva tidak
berwujud diperoleh dengan jalan mengembangkan sendiri, maka termasuk dalam
harga perolehan adalah biaya-biaya bahan, peralatan, dan fasilitas, biaya gaji
dan upah dan biaya tidak langsung misalnya alokasi biaya administrasi dan
umum.
Aktiva
tidak
berwujud
mungkin timbul dari:
1) Pemerintah-seperti
hak paten, hak cipta, frenchis, merek dagang, dan nama dagang.
2)
Perusahaan
lain, misalnya
pembelian yang mencakup pembayaran untuk goodwill.
3)
Perjanjian
tertentu-seperti frenchise dan lease.
Ciri-
ciri aktiva tetap tidak berwujud
1) Dapat
dipisahkan, yaitu kemampuannya untuk menjadi terpisah atau terbagi dari BPR dan
dapat dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan melalui
suatu kontrak terkait
aset atau kewajiban secara individual atau secara bersama.
2) Muncul
dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya, terlepas apakah hak tersebut dapat
dialihkan atau dapat dipisahkan dari BPR atau dari hak dan kewajiban lainnya.
3) Aset
Tidak Berwujud dapat diperoleh secara eksternal melalui perolehan secara
terpisah dan pertukaran aset, atau dihasilkan secara internal.
4) Aset
Tidak Berwujud hanya dapat diakui apabila berasal dari eksternal. Sedangkan biaya penelitian
dan pengembangan yang terkait dengan upaya menghasilkan aset tidak berwujud
secara internal tidak dapat diakui sebagai Aset Tidak Berwujud, kecuali
merupakan bagian dari perolehan aset lain.
E. Aktiva Tetap Berwujud
a) Aktiva Tetap Berwujud (Perolehan, Penyusutan
Dan Pelaporan)
Kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan
disebut aktiva atau harta (assets). Aktiva menunjukan bentuk
kekayaan yang dimiliki perusahaan yang merupalan sumber daya (resources) bagi
perusahaan untuk melakukan usaha.
Setiap perusahaan memiliki laporan keuangan
.Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama
pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan. Laporan
keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan laporan arus
kas.
Neraca adalah laporan keuangan yang dapat
memberi informasi tentang sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan
sumber pembelanjaan untuk memperolehnya. Laporan ini menyajikan posisi
keuangan perusahaan yang didalamnya terdiri dari tiga komponen penting yaitu
aktiva, kewajiban
dan modal. Aktiva
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap.
Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah aktiva yang jangka
waktu pemakaiannya lama digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki
tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan serta nilainya
cukup besar. Aktiva ini digolongkan menjadi aktiva tetap berwujud (tangible
fixed assets ) dan aktiva tidak berwujud ( intangible assets ).
Tidak ada criteria standar mengenai jangka
waktu pemakaian minimal untuk membedakan aktiva tetap dengan aktiva lainnya.
Walaupun demikian, pemakaian lebih dari satu tahun, pada
umumnya digunakan sebagai pedoman. Kriteria lain adalah aktiva tersebut harus
dipakai dalam kegiatan perusahaan dan tidak untuk dijual kembali. Hanya aktiva
yang nilainya tinggi saja yang biasanya dikelompokan sebagai aktiva tetap.
Harga
Perolehan
Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh
suatu aktiva tetap sampai tiba ditempat dan siap dipakai
harus dimasukkan
sebagai bagian dari harga perolehan (cost) aktiva yang bersangkutan. Contoh :
apabila perusahaan membeli sebuah tanah dengan harga Rp.20.000.000 dan untuk
biaya notarisnya Rp.400.000, biaya balik nama sebesar Rp.300.000 dan
komisi kepada makelar Rp.200.000 maka harga perolehan dari tanah tersebut
adalah Rp.20.900.000.
Perolehan Dengan Angsuran
Ada kalanya aktiva tetap dibeli secara
angsuran. Dalam
hal demikian kontrak pembelian dapat menyebutkan bahwa pembayaran akan
dilakukan dalam sekian kali angsuran dan terhadap saldo yang belum dibayar
dikenakan bunga. Sebagai contoh perusahaan membeli tanah dengan harga Rp
.50.000.000 dengan 25 kali angsuran bulanan terhadap saldo yang belum dibayar, dan
dikenakan bunga 12% setahun. Ayat jurnal yang perlu dibuat yaitu :
(D) Tanah 50.000.000
(K) Hutang
angsuran 50.000.000
Pada
waktu membayar angsuran pertama, jumlah yang harus dibayar dihitung sebagai
berikut:
Angsuran bulanan Rp50.000.000 : 25 = Rp.2.000.000
Bunga selama sebulan yang belum dibayar
1/12 x 12% x Rp.50.000.000 = 500.000
Jumlah yang harus dibayar Rp.2.500.000
Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk
pembayaran ini :
(D) Hutang angsuran 2.000.000
(D) Biaya bunga 500.000
(K)
Bank 2.500.000
Angsuran
kedua terdiri dari hutang pokok bulanan sebesar Rp 2.000.000 dan sisa hutang Rp
48.000.000. Bunga
yang dibebankan 1/12 x 12% x Rp.48.000.000 = Rp.480.000. Ayat jurnal yang
perlu dibuat yaitu :
(D) Hutang
angsuran
2.000.000
(D) Biaya
bunga
480.000
(K) Bank
2.480.000
proses
perhitungan, pembayaran
dan pencatatan angsuran seperti tersebut akan berulang setiap bulan sekali
samapai semua hutang angsuran telah dibayar.
Penyusutan
Semua jenis aktiva tetap kecuali
tanah, akan semakin berkurang kemampuannya untuk memberikan jasa bersamaan
dengan berlalunya waktu. Beberapa faktor yang mempengaruhi menurunnya
kemampuan ini adalah pemakaian, keausan, ketidakseimbangan kapasitas
yang tersedia dengan yang diminta dan keterbelakangan teknologi.
Berkurangnya kapasitas berarti berkurangnya
nilai aktiva tetap yang bersangkutan dan hal ini perlu dicatat dan
dilaporkan. Pengakuan adanya penurunan nilai aktiva tetap berwujud ini
disebut penyusutan ( depreciation) . Ayat jurnal yang
perlu dibuat untuk mencatat penyusutan dalah debit biaya penyusutan dan kredit
akumulasi penyusutan.
Perkiraan akumulasi penyusutan digunakan
untuk mencatat secara akumulatif jumlah penyusutan yang telah dilakukan
.Selisih antara harga perolehan dengan akumulasi penyusutan merupakan bagian
dari harga perolehan yang belum disusutkan. Selisih ini disebut nilai buku (
book value) aktiva tetap.
Metode Penyusutan
Ada dua faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan
yaitu nilai aktiva tetap yang digunakan dalam penghitungan penyusutan (dasar
penyusutan) dan taksiran manfaat. Dasar penyusutan dapat berupa : harga
perolehan dan nilai buku. Untuk menghitung penyusutan, taksiran
manfaat dinyatakan dalam tarif penyusutan dan dapat dihitung dengan rumus
:
a. Metode
garis lurus ( Straight line ), biaya penyusutan dialokasikan berdasarkan
berlalunya waktu ,dalam jumlah yang sama,sepanjang masa manfaat aktiva tetap.
Biaya penyusutan = Tarif penyusutan x Dasar
penyusutan
Dasar
penyusutan = Harga perolehan – nilai sisa
Contoh :
tarif
penyusutan dengan taksiran manfaat 5 tahun , maka tarifnya 100% : 5 = 20 %
harga
kendaraan Rp 12.500.000 ,nilai sisa diperkirakan Rp 1.550.000 ,maka biaya
penyusutannya = 20% (Rp.12.500.000 – Rp.1550.000) = Rp.2.190.000
Th
|
Harga
Perolehan
|
Biaya
Penyusutan
|
Ak.
penyusutan
|
Nilai buku
|
1
|
Rp.12.500.000
|
Rp.2.190.000
|
Rp.2.190.000
|
Rp.10.310.000
|
2
|
Rp.12.500.000
|
Rp.2.190.000
|
Rp.4.380.000
|
Rp. 8.120.000
|
3
|
Rp.12.500.000
|
Rp.2.190.000
|
Rp.6.570.000
|
Rp. 5.930.000
|
4
|
Rp.12.500.000
|
Rp.2.190.000
|
Rp.8.760.000
|
Rp. 3.740.000
|
5
|
Rp.12.500.000
|
Rp.2.190.000
|
Rp.10.950.000
|
Rp. 1.550.000
|
b. Metode
saldo menurun ( Declining balance ), biaya penyusutan akan merata sepanjang umur
aktiva tetap dan biaya penyusutan makin menurun dari tahun ke tahun selama
taksiran masa manfaat dikarenakan semakin tua, kapasitas aktiva dalam
memberikan jasanya juga akan semakin menurun.
Biaya penyusutan = Tarif penyusutan x Dasar
penyusutan
Dasar penyusutan = Nilai buku awal periode
c. Metode
jumlah angka tahun akan menghasilkan jadwal penyusutan yang sama dengan metode saldo
menurun. Jumlah penyusutan akan makin menurun dari tahun ke tahun.
Biaya penyusutan = Tarif penyusutan x Dasar
penyusutan
Dasar penyusutan = Harga perolehan – nilai sisa
d. Metode
unit produksi,dalam metode unit produksi taksiran manfaat dinyatakan dalam
kapasitas produksi yang dapat dihasilkan.Kapasitas produksi itu sendiri dapat
dinyatakan dalam bentuk unit produksi, jam pemakaian, kilometer pemakaian atau
unit unit kegiatan yang lain. Harga perolehan dikurangi nilai
sisa merupakan dasar penyusutan.
Aktiva Tetap Berwujud (Perolehan, Penyusutan
Dan Pelaporan)
Aktiva tetap dinilai sebesar nilai
bukunya, yaitu harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
Tetapi apabila manfaat ekonomi dari suatu aktiva tetap tidak lagi sebesar nilai
bukunya, maka aktiva tersebut dinyatakan sebesar jumlah yang sepadan
dengan nilai manfaat ekonomi yang tersisa. Penurunan nilai kegunaan aktiva
tersebut dicata sebagai kerugian. Dalam laporan keuangan, aktiva
tetap dirinci menurut jenisnya, seperti
tanah, gedung, mesin-mesin, peralatan dan lain-lain.
Contoh
penyajian kelompok aktiva tetap di neraca apabila akumulasi penyusutan
dikurangkan secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
Aktiva tetap :
Peralatan kantor
Rp. 30.000.000
Peralatan toko
50.000.000
Kendaraan
25.000.000
Gedung
105.000.000
Tanah
20.000.000 +
Rp.
230.000.000
Akumulasi penyusutan (
52.500.000 )
Total aktiva
tetap,neto
Rp. 177.500.000
Buku Aktiva Tetap
Perkiraan aktiva tetap dibuku besar perlu
dibuatkan rinciannya dalam buku aktiva tetap (fixed assets subsidiary
ledger). Buku tambahan ini merinci aktiva tetap dibuku besar menurut
jenisnya.
b) Aktiva Tetap Berwujud ( Penarikan )
Penjualan
Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi
dapat ditarik dari pemakaian. Penarikan (retirements) dapat dilakukan dengan
dijual,ditukarkan dengan aktiva lain atau dibuang begitu saja (dihapuskan).
Ayat jurnal yang harus dibuat untuk ketiga macam transaksi tersebut sedikit
berbeda, namun
yang pasti, nilai
buku aktiva yang bersangkutan harus dikeluarkan dari
pembukuan.
Hal ini dilakukan dengan mengkredit
hargaperolehan dan mendebit akumulasi penyusutannya. Suatu aktiva tetap tidak
boleh dikeluarkan dari pembukuan hanya karena telah habis disusutkan.Harga
perolehan maupun akumulasi penyusutan aktiva tetap yang telah habis disusutkan
tetap disajikan, walaupun kalau dinettokan, nilai bukunya sama dengan nol.
Apabila suatu aktiva tetap
dijual, niai bukunya dihitung sampai dengan tanggal penjualan. Nilai buku
ini kemudian dibandingkan dengan hasil penjualan yang diterima. Selisih yang
diperoleh merupakan keuntungan atau kerugian karena penjualan aktiva tetap.
Penukaran
Suatu aktiva tetap yang sudah berkurang
manfaatnya, dapat ditukarkan dengan yang lain. Penukaran aktiva teatp
dapat dilakukan dengan aktiva sejenis ( misalnya mobil dengan mobil ) atau
dapat juga dengan tidak sejenis ( misalnya mobil dengan mesin ).
Dalam penukaran (trade in) aktiva tetap, terlebih
dahulu harus ditentukan nilai tukarnya ( trade in allowance). Selisih antara
nilai tukar aktiva lama dengan harga aktiva baru merupakan keuntungan atau
kerugian dari penukaran. Apabila nilai tukar lebih besar dari nilai
buku, maka memperoleh keuntungan dan sebaliknya jika nilai tukar lebih
kecil dari nilai buku maka merupakan kerugian.
Ada dua cara pencatatan untuk
transaksi penukaran aktiva tetap yaitu :
i)
Untuk penukaran aktiva tidak sejenis
,keuntungan dan kerugian dibebankan dalam tahun berjalan.
ii)
Untuk penukaran aktiva sejenis,keuntungan
dikurangkan pada harga aktiva baru, sedangkan kerugian dibebankan dalam
tahun berjalan.
Penghapusan
Kemungkinan lain bagi aktiva yang sudah
tidak bermanfaat adalah dihapuskan. Ini terjadi kalau aktiva tetap tidak
dapat dijual atau ditukarkan. Apabila aktiva belum disusutkan penuh, maka
akibat penghapusan ini adalah terjadinya kerugian sebesar nilai buku. Seperti
halnya kerugian dari penjualan aktiva tetap kerugian karena penghapusan aktiva
juga dilaporkan sebagai biaya lain-lain. Adakalanya penghapusan aktiva
tetap dilakukan karena kejadian – kejadian yang tidak diharapkan seperti
kebakaran.
Untuk menggambarkan kejadian ini, anggaplah
bahwa mobil yang dibeli pada tanggal 2 januari 199 AA dengan harga Rp.
10.000.000, pada tanggal 1 Juli 199 B mengalami tabrakan berat dan tidak
dapat dipakai lagi. Ganti rugi yang diterima dari perusahaan asuransi
adalah Rp. 8.000.000. Ayat jurnal yang sesuai yaitu :
1.
(D)Biaya penyusutan 1.000.000
(K) Akumulasi penyusutan 1.000.000
2. (D)Akumulasi
penyusutan 7.000.000
(D)Kerugaian
karena penghapusan a.t 3.000.000
(K) Kendaraan
10.000.000
3. (D)
Piutang klaim asuransi 8.000.000
(K) Pendapatan klaim asuransi 8.000.000
Ayat jurnal (1) adalah ayat jurnal untuk
mencatat penyusutan dari tanggal 1 Januari 199 A sampai dengan 1 Juli 199 B
yang belum dicatat. Ayat jurnal (2) mencatat penghapusan aktiva tetap, sedang
ayat jurnal (3) mencatat klaim asuransi yang akan diterima.
Aktiva
Tetap Bernilai Kecil
Salah satu kriteria
untuk dapat dikategorikan sebagai aktiva tetap adalah nilainya yang
besar. Aktiva tetap yang nilai per unitnya kecil, dapat langsung
dibebankan sebagai biaya pada saat perolehan. Manajemen perusahaan perlu
menetapkan atau untuk pengeluaran yang harus dikapitalisir sebagai aktiva tetap
dan pengeluaran yang harus dibebankan sebagai biaya.
Apabila pengeluaran untuk aktiva
– aktiva tetap yang nilainya kecil misalnya suku
cadang, dikapitalisir, maka pencatatannya dapat dikelompokan menjadi
satu. Penyusutan secara regular tidak dihitung. Pembebanan ke biaya dilakukan
dengan menghitung secara phisik aktiva tetap yang masih tersisa. Harga
perolehan aktiva yang masih ada ditaksir kemudian selisih antara saldo
menurut perkiraan dengan nilai taksiran dibebankan ke perkiraan biaya.
Pengeluaran
modal
Pengeluaran-pengeluaran aktiva tetap
seperti biaya pemeliharaan (maintenance), penambahan (additions),
penggantian (replacement) atau perbaikan (repairs) dapat dikategorikanmenjadi
pengeluaran modal (capital expenditures) and pengeluaran pendapatan ( renevue
expenditures). Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus
dicatat sebagai aktiva (dikapitalisir ).
Pengeluaran-pengeluaran yang akan
mendatangkan manfaat lebih dari satu periode akutansi termasuk dalam kategori
ini. Misalnya,penambahan satu unit AC dalam sebuah mobil merupakan pengeluaran
modal. Demikian juga halnya dengan pengeluaran – pengeluaran yang
menambah efisiensi memperpanjang umur aktiva atau meningkatkan kapasitas atau
mutu produksi.
Pengeluaran modal dicatat sebagai debit pada perkiraan : aktiva
ataupun akumulasi penyusutan. Pengeluaran –pengeluaran untuk penambahan
dan penggantian, pada umumnya dicatat dalam perkiraan aktiva sedangkan untuk
perbaikan besar-besaran yang akan memperpanjang umur aktiva dicatat
sebagai debit pada perkiraan akumulasi penyusutan.
Pengeluaran pendapatan
Pengeluaran pendapatan adalah
pengeluaran-pengeluaran yang hanya mendatangkan manfaat untuk tahun dimana
pengeluaran tersebut dilakukan. Oleh karena itu pengeluaran-pengeluaran akan
dibebankan sebagai biaya. Biaya pemeliharaan dan perbaikan rutin merupakan
contoh dari jenis pengeluaran ini. Biaya pemeliharaan adalah biaya-biaya yang
terjadi agar aktiva tetap selalu berada dalam keadaan baik. Biaya perbaikan
adalah biaya-biaya untuk mengembalikan aktiva tetap dalam keadaan baik.
Demikialah ulasan yang sempat kami sampaikan moga bermanfaat
Mata Dunia