Materi akuntansi manajemen, akuntansi biaya, akuntansi keuangan, akuntansi pajak, akuntansi pemerintahan, perbankkan dan Analisis ekonomi

Saturday, January 21, 2017

Pengertian dan kegunaan Arus kas, Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan Serta Penyajian Laporan Arus kas

iklan



Pengertian dan kegunaan Arus kas, Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan Serta Penyajian Laporan Arus kas - Agar dapat digunakan dengan baik suatu informasi harus disajikan dengan wajar. Oleh karena suatu informasi akan membantu para pemakainya dalam mengambil kebijakan manajemen.

Agar dapat digunakan dengan baik suatu informasi harus disajikan dengan wajar. Oleh karena suatu informasi akan membantu para pemakainya dalam mengambil kebijakan manajemen.
Arus Kas

A.   Pengertian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan salah satu laporan keuangan pokok, disamping neraca dan laporan laba rugi. Jadi untuk pelaporan kepada pihak di luar perusahaan, laporan ini wajib dibuat.

Berdasarkan buku “Standar Akuntansi Keuangan”, yang dimaksud arus kas adalah:
“Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas.” (IAI, 2004:2.2)

Arus kas merupakan transaksi penerimaan dan pengeluaran rekening kas dan setara kas. Arus kas terjadi akibat adanya kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Kegiatan usaha utama perusahaan adalah menghasilkan barang/jasa dan menjualnya. Kegiatan ini mencakupi penerimaan kas dan penerimaan piutang. Disamping itu kegiatan usaha perusahaan juga mencakup pengeluaran kas dan pembayaran utang usaha.

Berdasarkan buku “Akuntansi Suatu Pengantar: Buku 2”, yang dimaksud laporan arus kas adalah:
“Laporan arus kas pada dasarnya mengikhtisarkan sumber kas yang tersedia untuk melakukan kegiatan perusahaan serta penggunaannya selama satu periode tertentu.” (Soemarso S.R, 2005:320)

Laporan arus kas mengikhtisarkan sumber dan penggunaan kas dan setara kas. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.


B.   Kegunaan Laporan Arus Kas
Suatu laporan keuangan dibuat karena memiliki nilai manfaat yang tinggi bagi para pemakai informasi tersebut. Untuk meyakinkan apakan laporn arus kas perlu dibuat atau tidak dalam laporan keuangan perusahaan, maka perlu dipahami dulu seberapa besar kegunaan laporan arus kas bagi para pemakainya.

Berdasarkan “Standar Akuntansi Keuangan” dalam “PSAK No. 2 Laporan Arus Kas”, kegunaan informasi arus kas adalah:
“Jika digunakan dalam kaitanya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus masa depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Disamping itu, informasi arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih, serta dampak perubahan harga.” (IAI, 2004: 2.1-2.2)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas sangat diperlukan baik oleh manajemen di perusahaan maupun bagi para pemakai lain di luar perusahaan.


C.   Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan
Mengingat akan pentingnya informasi arus kas bagi para pemakainya. Maka laporan arus kas harus disajikan secara wajar agar tidak terjadi kekeliruan dalam pengambilan kebijakan perusahaan.

Berdasarkan “Standar Akuntansi Keuangan”  dalam “PSAK No. 1 Penyajian Laporan Keuangan”, penyajian secara wajar, yaitu:
“Apabila PSAK belum mengatur masalah pengakuan, pengukuran, penyajian secara wajar dapat dicapai melalui pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi yang sesuai dengan paragraf 14 serta menyajikan jumlah yang dihasilkan sedemikian rupa sehingga memberikan informasi yang relevan, andal, dan dapat dipahami.” (IAI, 2004:1.3)

Dimaksud penyajian secara wajar yaitu harus sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku. Apabila PSAK belum mengatur masalah-masalah pengakuan dan pengukuran maka penyajian secara wajar dapat dicapai dengan penerapan kebijakan akuntansi oleh manajemen, dengan ketentuan kebijakan tersebut tidak bertentang dengan PSAK.

Syarat kebijakan akuntansi yang dibuat manajemen harus menyediakan infoermasi yang relevan, dapat diandalkan terdapat pada “Standar Akuntansi Keuangan” dalam “PSAK No. 1 Penyajian Laporan Keuangan” paragraf 14, yaitu:
“Manajemen memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi agar laporan keuangan memenuhi ketentuan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jika belum diatur dalam PSAK, maka manajemen harus menetapkan kebijakan untuk memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan informasi:
1.      relevan terhadap kebutuhan para pengguna laporan untuk pengambilan keputusan; dan
2.      dapat diandalkan, dengan pengertian:
a.       mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan perusahaan;
b.       menggambarkan subtansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi dan tidak semata-mata bentuk hukumnya;
c.       netral yaitu bebas dari keberpihakan;
d.       mencerminkan kehati-hatian; dan
e.       mencakup semua hal yang material.” (IAI, 2004: 1.4)
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Suatu laporan keuangan harus memberikan gambaran informasi yang jujur mengenai transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan.

Perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya, misalnya perusahaan menjual suatu aktiva kepada pihak lain sehingga kepemilikan menurut hukum berpindah kepada pihak tersebut, namun terdapat persetujuan yang memastikan bahwa perusahaan dapat terus menikmati manfaat ekonomi masa depan yang diwujudkan dalam bentuk aktiva. Suatu informasi tidak memihak siapapun, informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.

Semua aspek yang berkaitan dengan transaksi kas harus dikendalikan tanpa terkecuali. Informasi harus memperhatikan hal-hal yang mencakup materialitas, maksudnya informasi dipandang material kalau kelalian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi yang diambil dapat berpengaruh terhadap keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan.

D.   Penyajian Laporan Arus Kas
Mengingat laporan arus kas sangat berguna bagi para pemakai informasi tersebut, dalam hal penyajian memerlukan perhatian yang serius. Apabila laporan arus kas disajikan dengan salah dikhawatirkan para pemakai informasi laporan arus kas akan salah dalam menafsirkan informasi tersebut. hal tersebut akan menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan.

Berdasarkan PSAK No. 2 yang terdapat pada kerangka pemikiran, penyajian laporan arus kas diklasifikasikan sebagai berikut:
1.    Aktivitas Operasi
Klasifikasi  menurut aktivitas operasi akan memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan menilai pengaruh aktivitas terhadap posisi keuangan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari kegiatan usaha perusahan.

Aarus kas pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
a.    Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;
b.    Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain;
c.    Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
d.    Pembayaran kas kepada karyawan;
e.    Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya;
f.     Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasi secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;
g.    Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha perdagangan.

2.    Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak masuk setara kas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
a.    Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri;
b.    Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain;
c.    Perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain;
d.    Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan);
e.    Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading) atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

3.    Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:
a.    Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainnya;
b.    Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menembus saham perusahaan;
c.    Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainnya;
d.    Pelunasan pinjaman;
e.    Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).



1.      Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode berikut ini:
a)    Metode langsung, dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan.
b)    Metode tidak langsung, metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dimasa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

2.    Pelapora Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan Pendanaan
Perusahaan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan pendanaan, kecuali arus kas dilaporkan atas dasar arus kas bersih.

3.    Pelaporan Arus Kas atas Dasar Arus Kas Bersih
Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan berikut ini dapat disajikan menurut arus kas bersih:
a)    Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan apabila arus kas tersebut lebih mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas perusahaan; dan
b)    Penerimaan dan pengeluaran kas untuk pos-pos dengan perputaran cepat, dengan volume transaksi yang besar, dan dengan jangka waktu singkat (maturity short).

Hubungan Efektivitas Keandalan Pengendalian Intern Kas Terhadap Kewajaran Penyajian laporan Arus Kas
Mengingat keberadaan kas pada perusahaan sangat vital sebagai sumber pembiayaan operasi normal perusahaan, maka perusahaan perlu melakukan pengendalian intern. Pengendalian intern memiliki keterbatasan bawaaan yang telah dibahas sebelumnya. Maka diperlukan suatu  pengendalian intern kas yang efektif dan dapat diandalkan, yang dimaksud efektif dan dapat diandalkan adalah pengendalian intern dilaksanakan dengan baik sehingga tujuannya dapat tercapai.

 Perhatian utama dalam menilai efektivitas keandalan pengendalian kas yaitu pada tujuan pengendalian intern kas yang ingin dicapai oleh perusahaan dengan menggunakan kuesioner. Lalu dari penilaian tersebut bisa mengidentifikasikan pegendalian intern kas dapat diandalkan dan efektif.

Kebanyakan prosedur yang berkaitan dengan pengendalian mempengaruhi lebih dari satu tujuan transaksi kas. Setelah menetapkan risiko pengendalikan juga perlu melakukan pengujian atas pengendalian (test of control) untuk menjamin bahwa pengendalian telah dilaksanakan dengan efektif. Tahap selanjutnya yaitu melakukan pengujian atas laporan arus kas, sehingga laporan arus kas dapat disajikan secara wajar sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan kebijakan akuntansi perusahaan.

Dengan melaksanakan pengendalian internal dengan baik, perusahaan dapat memiliki keyakinan yang lebih besar bahwa laporan keuangannya akan tersaji dengan wajar.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan moga bermanfaat.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Pengertian dan kegunaan Arus kas, Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan Serta Penyajian Laporan Arus kas

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

Loading...
Loading...